Semuaaa karena CINTA,, kaya judul lagu aja nih... Cinta.. lima huruf ini memang luar biasa, ia mampu mengispirasi jutaan manusia untuk melakukan suatu hal yang tidak mungkin secara logika, namun sangat nyata. Lalu apa arti cinta menurut pandangan Anda? Jawabnya tentu akan sangat beragam.
Cinta menurut Mas Nur, mengandung empat hal :
• Siap Memberi, dalam hal ini Anda harus siap untuk memberikan manfaat bagi apapun dan siapapun yang Anda cintai. Cinta yang Anda miliki harus dapat memberikan solusi (disinilah, cinta dapat memberikan inspirasi untuk mendapatkan solusi).
• Siap Menerima. Anda harus siap menerima konsekuensi apapun dari sesuatu hal yang ditimbulkan dari yang Anda cintai tersebut (baik dan buruk).
• Siap Melakukan Perubahan. Dari konsekuensi yang Anda ambil terhadap prosesi cinta, Anda akan mengalami berbagai macam bentuk perubahan yang mungkin juga akan merubah pandangan anda terhadap arti cinta itu sendiri.
• Siap Mengalami Pertumbuhan. Dengan melewati fase perubahan, tentunya Anda akan mendapatkan pertumbuhan cinta yang murni dan alami. Kita hidup di dunia ini atas dasar cinta. Sebagai seorang muslim kita selalu mengawali kegiatan dengan Bismillahirrahmanirrahim (Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang).
Niatku karena cinta Allah padaku dan cintaku pada Allah. Yang artinya bahwa kita selalu menyertakan cinta dalam setiap gerakan yang kita lakukan.
Gerakan ini akan dirasakan apabila kita menyertakan cinta di dalamnya. Sehingga apapun yang kita lakukan akan lebih berkesan dan insyaAllah diridlai Allah Swt.
Cinta merupakan fitrah dan anugerah Illahi yang sangat istimewa dalam kehidupan seorang insan. Rasa cinta sudah ada di dalam jiwa setiap insan sejak manusia itu lahir kedunia.
Perasaan cinta bermula dari cinta seorang ibu kepada kita. Ketika remaja kita mulai menterjemahkan rasa itu untuk mengenal lebih jauh tentang lawan jenis.
Beranjak dewasa, kita mulai mencari-cari cinta untuk pasangan hidup. Jika sudah memiliki anak, kita cenderung memberikan rasa sayang yang penuh kepada anak-anak kita.
Wujud cinta itu memang tidak dapat dilihat, namun dapat dirasakan. Sabda Rasulullah Saw., “Demi Allah yang memiliki diriku dalam genggaman-Nya, kamu tidak akan masuk surga sebelum kamu beriman. Dan kamu tidak beriman sebelum kamu saling mencintai”.
Bismillah, melakukan apa yang akan aku lakukan karena Allah Ta’ala, karena cintaku pada-Nya.
Mengapa kita harus mencintai Allah? Karena Allah mencintai kita. Apa buktinya? Allah Swt. dengan ke-Maha Cintaan-Nya telah memberikan kesempatan kepada kita untuk hidup dan menjadikan kita khalifah dimuka bumi ini. Karena jika kita mencintai Allah, otomatis kita harus mencintai mahluk-Nya tanpa terkecuali.
Bukti cinta Allah yang lain adalah, dengan menurunkan Al-Qur'an untuk kita semua, sebagai bekal kita mengarungi hidup ini.
Dengan berpegang teguh kepada Al-Qur’an kita akan selamat dunia akhirat, dan tidak akan terjerumus kedalam sesuatu hal yang dapat merugikan diri kita.
Namun masih banyak yang mengaku mencintai Allah, tetapi ketika Allah menguji cintanya, banyak juga yang tidak tahan dan mengeluh atas ujian-ujianNya.
Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada wanita, anak - anak, harta yang banyak daripada jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah tempat kembali yang baik. (Qs. Ali-Imran, : 14)
Boleh saja kita mencintai dunia, tetapi tidak boleh lebih mencintainya dibanding rasa cinta kita kepada Allah. Mengapa? Karena cinta Allah adalah cinta yang tiada ujungnya.
Jika Anda sudah benar-benar mendapatkan dan merasakan manisnya bercinta dengan Allah, Anda akan merasakan kerinduan yang tiada terhingga. Akan terus rindu dan rindu akan kebersamaan Anda dengan Allah.
Seharusnya, rasa cinta kepada Sang Khalik, membuat Anda tidak akan pernah mengeluh. Selalu bersemangat dalam menjalani hidup.
Bekerja akan lebih bergairah, selalu optimis dalam menyikapi setiap persoalan yang hadir dalam kehidupan sehari-hari. Teramat rugi bagi kita yang hanya dipenuhi oleh cinta dunia.
Andai kita pernah dibawa ke neraka dan surga, dan diberi pengarahan oleh malaikat tentang orang-orang yang memasuki kedua tempat itu, pastinya kita tidak akan mau untuk memenuhi kesenangan nafsu dunia fana ini.
Setiap waktu kita akan membasahi tubuh kita dengan air mata. Setiap saat kita tidak akan pernah mau terlepas dari dzikir kepada Allah Swt. Nasib kita di akhirat nanti ditentukan oleh perilaku kita sendiri ketika hidup di dunia.
Selain itu, kita juga harus meyakini bahwa, kesenangan dan kesusahan adalah bentuk kasih sayang dan cinta Allah kepada hamba-Nya yang beriman.
Cinta itu naluri
Cinta dikatakan naluri apabila Anda dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang Anda cintai.
Seperti seorang ibu yang mencintai anaknya, tentu dapat merasakan apa yang dirasakan oleh anak-anaknya.
Ketika Anda merasakan kekhawatiran terhadap mereka, naluri seorang ibu mengarahkan bahwa mereka ingin mengetahui bagaimana kondisi anak-anak mereka. Itulah cinta.
Rasanya begitu hebat dikala Anda memilikinya. Naluri cinta adalah rasa kita ingin menyayangi dan juga disayangi. Siapa orang yang tidak ingin disayang..? Yang pasti bukan saya.
Aku mencintai bunda dan ayahku. Ketika aku berusia 6 tahun, aku bertanya kepada ayah, “Ayah… dimanakah Allah itu berada?. Wujudnya seperti apa?. Apakah Allah makan dan minum?. Apakah Allah pernah merasakan kedinginan di atas sana?. Kemudian ayahanda tercinta menjawab tanpa ragu,” Allah Maha Perkasa. Allah ada setiap engkau menghadapkan wajahmu kemanapun. Keberadaan-Nya lebih dekat daripada urat lehermu anakku. Wujudnya tidak boleh kau simbolkan, tetapi ke-Maha Agungan-Nya bisa kau lihat dan rasakan yang ada di dalam dirimu dan segala ciptaan yang ada didepan matamu. Allah tidak pernah kelaparan dan kehausan. Allah tidak seperti manusia. Dia tidak membutuhkan apapun tetapi Dia sangat dibutuhkan oleh siapapun. Dia tidak pernah mengeluh kedinginan ataupun kepanasan.
Begitu polosnya aku ketika itu. Sebelum aku bertanya pada ayah, pikiranku terhadap pertanyaan-pertanyaan itu sering muncul. Beruntungnya aku memiliki ayah yang bijak dan sabar.
Alhamdulillah.. sampai saat ini dia selalu memberikan teladan yang baik bagiku, bagi kedua anaknya yang lain dan bagi bundaku tercinta.
Selain itu, ayah juga pernah berpesan kepadaku, "Jika kamu ingin menjadi orang saleh, mulailah segala sesuatu dengan kebaikan. Kebaikan itu harus hadir dari dirimu sendiri. Lihat dan bercerminlah pada diri dari perilaku orang lain. Ambil yang baik dan lupakan yang buruk dari mereka. Yakinlah akan kekuasaan Allah yang akan memberikanmu kemudahan untuk menjadi khalifah yang baik. Dan ingatlah satu hal, ‘hindari ghibah (membicarakan orang lain), kasihanilah dirimu sendiri".
Aku mencintai ayahku karena dia memberikan teladan yang baik padaku, teladan yang menjadikanku damai, aku mencintai bundaku karena dia mengandungku selama 9 bulan dan menyapihku selama lebih dari 2 tahun, bundaku yang memberikan sebagian jiwanya padaku.
Semoga doa-doaku untuk mereka terkabul.. Amin..
Cinta orang tua pada anaknya
Seperti yang kita ketahui bahwa keimanan orang tua dan pola pikirnya sangat mempengaruhi pikiran anak-anaknya.
Seperti halnya dengan Husein Tabataba’i, anak kecil berusia 7 tahun yang sudah meraih gelar Doktor Honoris Causa karena kepiawaiannya dalam menghapal dan menterjemahkan Al-Qur’an ke dalam bahasa ibu (iran).
Tidak hanya itu diapun mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan ayat-ayat suci Al-Qur’an serta bercakap cakap dengan menggunakan ayat Al-Qur’an.
Siapakah yang menjadikannya seperti itu (selain Allah), Jika tidak didukung oleh pola pendidikan dan arahan dari kedua orang tuanya?.
Kedua orang tua yang shaleh dan shalehah, perilaku ibunda yang dengan penuh kesadaran selalu mensucikan dirinya ketika Husein masih berada dalam kandungan, dan juga ketika menyusui si Husein saat masih bayi. Subhanallah..
Itulah bukti cinta orang tuanya kepada Allah dan Rasul yang juga dibuktikan kepada keluarganya, salah satunya kepada Husein Tabataba’i.
Mengapa orang tuanya berbuat demikian, karena cintanya mereka kepada Allah dan juga anaknya.
Anda yang bertahan dengan pekerjaan Anda. Anda bisa bertahan bekerja di perusahaan Anda sekarang ini, pasti ada hal-hal yang Anda cintai di dalamnya. Bukan semata-mata hanya karena uang. Sebagai contoh, mungkin Anda tidak mencintai lingkungannya tetapi Anda mencintai bidang pekerjaannya, bisa juga sebaliknya.
Anda dengan Hobi Anda
Apa hobi Anda? Hobi adalah sesuatu hal yang jika Anda lakukan berulang-ulang tidak akan membuat Anda merasa jenuh, hobi adalah interpretasi cinta.
Kesenangan Anda terhadap otomotif, membuat Anda lebih banyak ingin tahu pada bidang otomotif. Anda menyukai dunia fotographi, membuat Anda ingin menghasilkan banyak karya yang dihasilkan oleh hobi Anda ini.
Anda seorang pencipta lagu?. Dengan mempelajari apapun bisa membuat Anda menciptakan lagu yang indah, minimal bisa didengarkan oleh Anda sendiri.
Dengan hobi, Anda dapat membuat suasana yang bosan menjadi bergairah kembali. Hobi adalah terjemahan dari salah satu bentuk cinta Anda.
Inspirasi cinta
Jika Anda sudah penat dengan cinta dunia.. Sudah bosan mau menterjemahkan cinta Anda kedalam bentuk apa.. kembalilah kepada cinta sejati Anda.. Cinta-Nya Dzat yang memiliki Anda. Cinta yang memberikan inspirasi apapun kepada Anda. Cinta yang mengalahkan peperangan, cinta yang menjauhkan Anda dari kekalutan, cinta yang membuat Anda merasa tenang, cinta yang tidak pernah akan membuat Anda cemburu pada siapapun.. itulah cinta Allah Swt.
“Berhijrahlah dari cinta dunia kepada cinta Allah Swt.“
http://www.khalifah.co.id/profil/1227-semua-karena-cinta
Jumat, 08 Juli 2011
Semua Karena Cinta
- Blogger Comments
- Facebook Comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar