oleh Teguh Suhardi
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang menjaga kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar” (QS. Al-Ahzab : 35).
Dalam ayat lain Allah juga telah berfirman :
“Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (QS. Al-Baqarah : 184).
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah menjelaskan dalam sunnahnya bahwasannya puasa merupakan benteng dari hawa nafsu syahwat, penangkal dari sambaran api neraka, dan Allah ta’ala telah mengkhususkannya sebagai nama salah satu pintu surga.
Beberapa keutamaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Puasa Sebagai Perisai
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kepada orang yang diliputi nafsu birahi untuk menikah. Jika dia tidak mampu untuk melaksanakannya, maka ia diperintahkan berpuasa untuk mengekang nafsu syahwatnya. Sebab puasa bisa menahan gejolak anggota tubuh dengan kelemahannya sehingga dapat mengekangnya dari tindakan yang menyimpang. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah bersabda :
“Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian telah mampu (ba’ah), maka hendaknya dia menikah, karena menikah itu dapat menjaga pandangan dan memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu untuk menikah, maka hendaknya dia berpuasa, karena puasa itu bisa menjadi perisai baginya”(HR. Bukhari no. 4779 dan Muslim no. 1400 dari Ibnu Mas’ud radliyallaahu ‘anhu).
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam juga telah menjelaskan bahwa surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai, sedangkan neraka dikelilingi oleh berbagai kesenangan syahwat. Oleh sebab itu, jelaslah kiranya bagi kita bahwa puasa itu dapat mementahkan syahwat dan menumpulkan ketajamannya yang bisa mendekatkan kepada api neraka, dan puasa itu bisa menjadi penyekat antara orang yang berpuasa dengan neraka.
“Puasa itu adalah perisai yang dapat melindungi diri seorang hamba dari api neraka” (HR. Ahmad no. 15299)
Dan tentunya, hanya puasa yang ikhlash dan sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya sajalah yang dapat menjadi perisai dari api neraka.
2. Puasa Dapat Memasukkan Seseorang ke dalam Surga
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa puasa itu dapat menjauhkan diri dari api neraka, yang otomatis dapat mendekatkan pelakunya kepada surga, bi-idznillaah.
Diriwayatkan dari Abu Umamah radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam :
“Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkan aku ke dalam surga”. Maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pun menjawab : “Hendaknya kamu berpuasa, karena puasa itu tidak ada tandingan (pahala)-nya”(HR. Nasa’i dalam Al-Kubraa no. 2530)
3. Orang yang Berpuasa akan Mendapatkan Pahala Tak Terhitung Nilainya.
4. Orang yang Berpuasa akan Mendapatkan Dua Kebahagiaan.
5. Bau Mulut Orang yang Berpuasa Lebih Harum di Hadapan Allah Ta’ala daripada Bau Misk (Kesturi).
“Setiap amal anak Adam adalah untuk dirinya sendiri kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku akan memberi pahala atasnya. Puasa itu adalah perisai, maka pada saat berpuasa hendaknya seseorang diantara kamu tidak melakukan rafats (yaitu : berjima’ dan berbicara keji - Pent.) dan tidak juga membuat kegaduhan. Jika ada orang yang mencacinya atau menyerangnya, maka hendaklah ia mengatakan, ”Sesungguhnya aku berpuasa”. Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kesturi di hari kiamat. Dan bagi orang yang berpuasa itu mempunyai dua kegembiraan, yaitu ketika berbuka dan ketika berjumpa dengan Rabbnya, ia gembira dengan puasanya”
(HR. Bukhari no. 1805 dan Muslim no. 1151).
6. Puasa dan Al-Qur’an akan Memberi Syafa’at Bagi Orang Yang Menjalankannya
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Puasa dan Al-Qur’an itu akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat nanti. Puasa akan berkata : “Wahai Tuhanku, saya telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat di waktu siang, karenanya perkenankanlah aku untuk memberikan syafa’at kepadanya”. Dan Al-Qur’an berkata : “Saya telah melarangnya dari tidur di malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafa’at kepadanya”. Beliau bersabda,”Maka syafa’at keduanya diperkenankan” (HR. Ahmad no. 6626)
7. Puasa Sebagai Kaffarat (Penebus Dosa)
Diantara keutamaan yang hanya dimiliki oleh ibadah puasa adalah bahwa Allah ta’ala telah menjadikan puasa sebagai penebus dosa bagi orang yang mencukur kepala dalam ihram karena ada halangan baginya, baik karena sakit atau karena gangguan yang terdapat pada kepala
(lihat QS. Al-Baqarah : 196). Dan puasa juga dapat menjadi kaffarat karena tidak mampu memotong hewan kurban (QS. Al-Baqarah : 196), membunuh seseorang yang berada dalam perjanjian karena kesalahan atau tidak sengaja (QS. An-Nisaa’ : 92), melanggar sumpah (QS. Al-Maaidah : 89), membunuh binatang buruan pada saat ihram (QS. Al-Maaidah : 95), dan zhihar (QS. Al-Mujaadilah : 3-4).
Demikian halnya dengan puasa dan shadaqah, keduanya berperan serta dalam penebus pelanggaran dosa seseorang, baik di dalam keluarga, harta, atau tetangga. Dari Hudzaifah bin Yaman radliyallaahu ‘anhu ia berkata :
“Fitnah (ujian) seseorang dalam keluarga (istri), harta, anak, dan tetangganya dapat ditutupi dengan shalat, puasa, dan shadaqah” (HR. Bukhari no. 502 dan Muslim no. 144).
8. Ar-Rayyan Disediakan Bagi Orang-Orang yang Berpuasa
“Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat satu pintu yang diberi nama Ar-Rayyaan. Dari pintu tersebut orang-orang yang berpuasa akan masuk di hari kiamat nanti dan tidak seorang pun yang masuk ke pintu tersebut kecuali orang-orang yang berpuasa.
Dikatakan kepada mereka : “Dimana orang-orang yang berpuasa ?”. Maka mereka pun masuk melaluinya. Dan apabila orang terakhir dari mereka telah masuk, maka pintu tersebut ditutup sehingga tidak ada seorangpun yang masuk melalui pintu tersebut. (Barangsiapa yang masuk, maka ia akan minum minuman surga. Dan barangsiapa yang minum minuman surga, maka ia tidak akan haus selamanya)”
(HR. Bukhari no. 1797 dan Muslim 1152)
0 komentar:
Posting Komentar