728x90 AdSpace

Latest News

Rabu, 06 Juli 2011

Memberi Kemudahan Sebagai Motivasi Belajar Peserta Didik

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Guru adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik yang berasaskan Qur’an. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru. Selain itu guru juga memiliki fungsi, yaitu :
1.      Sebagai komunikator
2.      Sebagai sahabat yang dapat memeberi nasehat – nasehat,
3.      Sebagai motivator yang memberi inspirasi dan dorongan,
4.      Sebagai pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku,
5.      Sebagai orang yang menguasai bahan yang diajarkan.
Dewasa ini banyak yang belum sadar, bahwa tugas dan fungsi guru bukan saja sebagai seorang pengajar yang memberikan ilmunya, namun juga sebagai komunikator, sahabat, motivator, dan pembimbing. Sebegitu kompleks tugas seorang guru.
Pada kenyataannya jika saja guru melaksanakan fungsinya sebagai motivator, tentu tidak akan ada peserta didik yang patah semangat untuk belajar.
Di lapangan sering kita temukan peserta didik yang tidak mengerti apa yang diajarkan oleh gurunya. Ini adalah pertanyaan besar yang harus kita ungkap. Apakah sang guru terlalu mempersulit proses pembelajaran dikelas atau bahasa guru tidak tersampaikan ke peserta didik? Selain itu sistem sekolah pun kadang terlalu mempersulit. Misalnya, pada sekolah negeri sudah dibebaskan dari biaya sekolah. Namun pada kesehariannya siswa sering dimintai uang tambahan, sehingga membuat para siswa keadaannya kian sulit. Seharusnya kita sebagai guru atau orang yang berperecimpung di dunia pendidikan selalu mempermudah dan tidak mempersulit peserta didik. Karena ketika kita mempersulit, sesungguhnya kita telah menutup motivasi dari luar.
Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.
Pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Motivasi ada dua, yaitu motivasi Intrinsik dan motivasi ektrinsik.
Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.
Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar.

PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti mengajukan beberapa pertanyaan :
1.      Apakah hadits yang menyatakan bahwa permudahlah dan jangan mempersulit dapat dipertanggung jawabkan keshahihan?
2.      Apakah maksud dari hadits tersebut jika diimplementasikan pada zaman sekarang?

PEMBATASAN MASALAH
            Dalam penelitian ini kami membatasi hanya satu hadits dari satu jalur sanad yang berkaitan dengan hadits yang menyatakan bahwa kita harus mempermudah dan jangan mempersulit.

TUJUAN DAN KEGUNAAN
            Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui validitas hadits baik dari segi sanad ataupun matannya. Sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya hadits tersebut dijadikan acuan sebagai metode pendidikan.

METODE YANG DIGUNAKAN
            Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah telaah kepustakaan yaitu dengan menggunakan program maktabah syamilah dan juga menggunakan buku-buku lain sebagai pelengkap.

BAB II
LANDASAN TEORI
            Umat Islam dalam menjalani hidupnya memiliki dua pedoman yang ketika kita berpegang kepada keduanya maka ia tidak akan pernah tersesat. Kedua pedoman tersebut adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Al-Qur’an jelas berfungsi sebagai petunjuk dari Allah untuk manusia, sedangkan Rasulullah sebagai aktornya. Al-Qur’an juga biasa disebut sebagai landasan konsepsional sedangkan Sunnah Rasul sebagai landasan operasionalnya.
            Untuk Al-Qur’an dalam QS. Al-Hijr ayat 9 dikatakan bahwa Allahlah yang  langsung memelihara Al-Qur’an samapai hari akhir. Sehingga ke otentikan Al-qur’an tidak perlu ditanyakan kembali.
Namun untuk Sunnah Rasul yang sudah dibukukan dalam kitab-kitab hadits pada kenyataannya tak mampu terjaga yang dilatar belakangi oleh banyak faktor. Sehingga kita harus memakai asas praduga bersalah, kita harus kritis ketika mendapatkan suatu hadits, karena ini merupakan usaha kita untuk tetap memelihara keotentikan hadits.
Hal ini mendorong kita untuk selalu mencermati dan meneliti berbagai hadits yang kita dengar dan dapatkan. Jangan sampai hadits yang menjadi rujukan kita berkualitas dha’if apalagi sampai maudhu’ atau palsu. Cara yang tepat untuk mengetahui kualitas dari suatu hadits adalah dengan cara mentakhrijnya. Dengan mentakhrij hadits-hadits tersebut kita dapat mengetahui sumber asli dari suatu hadits, mengetahui sanadnya, kualitas perawinya, mengetahui matan suatu hadits secara utuh, sampai mengetahui kualitas dan kevaliditasannya.

BAB III
HASIL PENELITIAN
Permudahlah dan jangan mempersulit.
Setelah saya cari di maktabah syamilah dengan kata kunci تُعَسِّرُوْا, ada sebelas hadits yang sama namun berbeda perawinya yang sesuai dengan konsep diatas. Kesebelas hadits tersebut adalah :
Hadits Riwayat Shahih Bukhari àJuz 1 Hal 122
67 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو التَّيَّاحِ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَبَشِّرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا

Hadits Riwayat Shahih Bukhari àJuz 19 Hal 87
5660 - حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَسَكِّنُوا وَلَا تُنَفِّرُوا

Hadits Riwayat Muslim àJuz 9 Hal 152
3262 - حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو كُرَيْبٍ وَاللَّفْظُ لِأَبِي بَكْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ بُرَيْدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا بَعَثَ أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِهِ فِي بَعْضِ أَمْرِهِ قَالَ بَشِّرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا وَيَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا




Hadits Riwayat Muslim àJuz 9 Hal 154
3264 - حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ الْعَنْبَرِيُّ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ عَنْ أَنَسٍ ح و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ كِلَاهُمَا عَنْ شُعْبَةَ عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُا
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَسَكِّنُوا وَلَا تُنَفِّرُوا

Hadits Riwayat Abu Dawud àJuz 12 Hal 462
4195 - حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ حَدَّثَنَا بُرَيْدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ جَدِّهِ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا بَعَثَ أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِهِ فِي بَعْضِ أَمْرِهِ قَالَ بَشِّرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا وَيَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا
Hadits Riwayat Ahmad àJuz 5 Hal 61
2029 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ سَمِعْتُ لَيْثًا سَمِعْتُ طَاوُسًا يُحَدِّثُ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ عَلِّمُوا وَيَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ
Hadits Riwayat Ahmad àJuz 5 Hal 457
2425 - حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ قَالَ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنْ لَيْثٍ عَنْ طَاوُسٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِّمُوا وَيَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَإِذَا غَضِبْتَ فَاسْكُتْ وَإِذَا غَضِبْتَ فَاسْكُتْ وَإِذَا غَضِبْتَ فَاسْكُتْ

Hadits Riwayat Ahmad àJuz 7 Hal 302
3269 - حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنْ لَيْثٍ عَنْ طَاوُسٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِّمُوا وَيَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَإِذَا غَضِبْتَ فَاسْكُتْ وَإِذَا غَضِبْتَ فَاسْكُتْ وَإِذَا غَضِبْتَ فَاسْكُتْ

Hadits Riwayat Ahmad àJuz 24 Hal 429
11883 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ وَحَجَّاجٌ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ وَهَاشِمٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ قَالَ أَبُو التَّيَّاحِ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ
إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَسَكِّنُوا وَلَا تُنَفِّرُوا

Hadits Riwayat Ahmad àJuz 26 Hal 245
12698 - حَدَّثَنَا رَوْحٌ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ سَمِعْتُ أَبَا التَّيَّاحِ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ
يُحَدِّثُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَأَسْكِنُوا وَلَا تُنَفِّرُوا
Hadits Riwayat Ahmad àJuz 40 Hal 185
18868 - حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَن سَعِيدِ بْنِ أَبِي بُرْدَةَ عَن أَبِيهِ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ مُعَاذًا وَأَبَا مُوسَى إِلَى الْيَمَنِ فَقَالَ بَشِّرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا وَيَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَتَطَاوَعَا وَلَا تَخْتَلِفَا قَالَ فَكَانَ لِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا فُسْطَاطًا يَكُونُ فِيهِ يَزُورُ أَحَدُهُمَا صَاحِبَهُ
قَالَ أَبُو عَبْد الرَّحْمَنِ أَظُنُّهُ عَن أَبِي مُوسَى

Maka hadits yang kami pakai untuk ditelaah adalah hadits :
Hadits Riwayat Shahih Bukhari àJuz 1 Hal 122
67 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو التَّيَّاحِ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَبَشِّرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا



a.                           Tinjauan Sanad










Kalangan       Kuniya           Negeri Hidup             Wafat
Sahabat                        Abu Hamzah   Bashrah                       91 H

Tabi’in             Abu At-Tayyah Bashrah                      128 H
Kalangan biasa
Tabi’ut Tabi’in Abu Bistham    Bashrah                       160 H
Kalangan tua
Tabi’ut Tabi’in Abu Sa’id        Bashrah                       198 H
Kalangan biasa
Tabi’ut Atba    Abu Bakar       Bashrah                       252 H
Kalangan Tua

KESIMPULAN
Setelah saya teliti, berdasarkan data-data dan komentar dari para ulama hadits dapat disimpulkan bahwa sanad hadits diatas muttashil (bersambung). Dan semua perawinya rata-rata dinilai tsiqah, maka hadits ini paling tinggi derajatnya Shahih. Sehingga hadits ini dapat dijadikan rujukan. Data-data dan Jahru wa Ta’dil dilampirkan.
b.         Tinjauan Matan
67 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو التَّيَّاحِ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَبَشِّرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا
Artinya: Muhammad telah menceritakan kepada kami, ia berkata Yahya bin Sa’id telah Menceritakan kepada kami ia berkata Syu’bah telah menceritakan kepada kami, bahwa Abu at-Tayyah telah menceritkan kepada ku dari Anas bin malik dari Nabi SAW beliau bersabda : “permudahlah dan jangan persulit, berilah kabar gembira dan jangan buat orang lari.”

Jika kita lihat dari hadis di atas yang terkandung dari kata “permudahlah dan jangan persulit” ialah, dalam menyampaikan pembelajaran harus menggunakan metode yang mudah dimengerti oleh peserta didik. Sebagai contoh dalam pembelajaran kitab kuning, guru seharusnya mengetahui apakah peserta didiknya itu sebelumnya telah mempelajari bahasa Arab atau belum, bagaimana peserta didik tersebut dapat mengikuti pelajaran itu? jika sebelumnya ia belum pernah belajar bahasa Arab. Selain itu dalam penyampain pun hendaknya guru mengunakan bahasa yang bisa dimengerti oleh peserta didik. Dalam proses pendidikanpun peserta didik baiknya selalu dipermudah dalam hal system, jangan menggunakan system yang berbelit-belit.
Jika guru mengaplikasikan hadits ini sebenarnya guru sedang memotivasi peserta didiknya dengan menciptakan suasana yang menyenangkan, motivasi di sini ialah motivasi eksternal. Selain itu jika seorang guru mengabaikan hadits ini maka peserta didikpun akan kehilangan motivasi internal. Sebagai contoh, guru dalam menyampaikan materi pelajaran dengan penjelasan yang sulit dimengerti oleh peserta didiknya, maka peseta didik tersebut akan merasa dirinya bodoh, karena tidak mengerti apa yang dijelaskan oleh gurunya. Sehingga membuat motivasi internalnya pun hilang. Makna yang terkandung dari kata “lari” di sini ialah peserta didik mulai mengabaikan dirinya dalam proses pembelajaran.
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut:
  1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siwa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
2.      Hadiah
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
3.      Saingan/kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4.  Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
5.  Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
6.   Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
      Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
7.   Membentuk kebiasaan belajar yang baik
8.   Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
9.   Menggunakan metode yang bervariasi, dan
10. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran
PEMILIHAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
Pemilihan strategi belajar mengajar haruslah dilakukan, karena hal ini dilakukan dalam rangka mempermudah dan membuat suasana menyenangkan dalam pembelajaran. Titik tolak untuk penentuan strategi belajar-mengajar tersebut adalah perumusan tujuan pengajaran secara jelas. Agar siswa dapat melaksanakan kegiatan belajar-mengajar secara optimal, selanjutnya guru harus memikirkan pertanyaan berikut : “Strategi manakah yang paling efektif dan efisien untuk membantu tiap siswa dalam pencapaian tujuan yang telah dirumuskan?” Pertanyaan ini sangat sederhana namun sukar untuk dijawab, karena tiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda. Tetapi strategi memang harus dipilih untuk membantu siswa mencapai tujuan secara efektif dan produktif.
Langkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut; Pertama menentukan tujuan dalam arti merumuskan tujuan dengan jelas sehingga dapat diketahui apa yang diharapkan dapat dilakukan siswa, dalam kondisi yang bagaimana serta seberapa tingkat keberhasilan yang diharapkan. Pertanyaan inipun tidak mudah dijawab, sebab selain setiap siswa berbeda, juga tiap guru pun mempunyai kemampuan dan kwalifikasi yang berbeda pula. Disamping itu tujuan yang bersifat afektif seperti sikap dan perasaan, lebih sukar untuk diuraikan (dijabarkan) dan diukur. Tujuan yang bersifat kognitif biasanya lebih mudah. Strategi yang dipilih guru untuk aspek ini didasarkan pada perhitungan bahwa strategi tersebut akan dapat membentuk sebagaimana besar siswa untuk mencapai hasil yang optimal.
Namun guru tidak boleh berhenti sampai disitu, dengan kemajuan teknologi, guru dapat mengatasi perbedaan kemampuan siswa melalui berbagai jenis media instruksional. Misalnya, sekelompok siswa belajar melalui modul atau kaset audio, sementara guru membimbing kelompok lain yang dianggap masih lemah.
Kriteria Pemilihan Strategi Belajar-mengajar, menurut Gerlach dan Ely adalah:
  1. Efisiensi :
Seorang guru biologi akan mengajar insekta (serangga). Tujuan pengajarannya berbunyi : Diberikan lima belas jenis gambar binatang, yang belum diberi nama, siswa dapat menunjukkan delapan jenis binatang yang termasuk jenis serangga. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi yang paling efisien ialah menunjukkan gambar jenis-jenis serangga itu dan diberi nama, kemudian siswa diminta memperhatikan ciri-cirinya. Selanjutnya para siswa diminta mempelajari di rumah untuk dihafal cirinya, sehingga waktu diadakan tes mereka dapat menjawab dengan betul. Dengan kata lain mereka dianggap telah mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan Strategi ekspository tersebut memang merupakan strategi yang efisien untuk pencapaian tujuan yang bersifat hafalan. Untuk mencapai tujuan tersebut dengan strategi inquiry mungkin oleh suatu konsep, bukan hanya sekedar menghafal.
Strategi ini lebih tepat. Guru dapat menunjukkan berbagai jenis binatang, dengan sketsa atau slide kemudian siswa diminta membedakan manakah yang termasuk serangga; ciri-cirinya, bentuk dan susunan tubuhnya, dan sebagainya. Guru menjawab pertanyaan siswa dengan jawaban pelajari lebih jauh. Mereka dapat mencari data tersebut dari buku-buku di perpustakaan atau melihat kembali gambar (sketsa) yang ditunjukkan guru kemudian mencocokkannya. Dengan menunjuk beberapa gambar, guru memberi pertanyaan tentang beberapa spesies tertentu yang akhirnya siswa dapat membedakan mana yang termasuk serangga dan mana yang bukan serangga. Kegiatan ini sampai pada perolehan konsep tentang serangga.
Metode terakhir ini memang membawa siswa pada suatu pengertian yang sama dengan yang dicapai melalui ekspository, tetapi pencapaiannya jauh lebih lama. Namun inquiry membawa siswa untuk mempelajari konsep atau pnnsip yang berguna untuk mengembangkan kemampuan menyelidiki.
  1. Efektifitas :
Strategi yang paling efisien tidak selalu merupakan strategi yang efektif. Jadi efisiensi akan merupakan pemborosan bila tujuan akhir tidak tercapai. Bila tujuan tercapai, masih harus dipertanyakan seberapa jauh efektifitasnya. Suatu cara untuk mengukur efektifitas ialah dengan jalan menentukan transferbilitas (kemampuan memindahkan) prinsip-prinsip yang dipelajari. Kalau tujuan dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat dengan suatu strategi tertentu dari pada strategi yang lain, maka strategi itu efisien. Kalau kemampuan mentransfer informasi atau skill yang dipelajari lebih besar dicapai melalui suatu strategi tertentu dibandingkan strategi yang lain, maka strategi tersebut lebih efektif untuk pencapaian tujuan.
Kriteria lain :
Pertimbangan lain yang cukup penting dalam penentuan strategi maupun metode adalah tingkat keterlibatan siswa. (Ely. P. 186). Strategi inquiry biasanya memberikan tantangan yang lebih intensif dalam hal keterlibatan siswa. Sedangkan pada strategi ekspository siswa cenderung lebih pasif. Biasanya guru tidak secara murni menggunakan ekspository maupun discovery, melainkan campuran. Guru yang kreatif akan melihat tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dimiliki siswa, kemudian memilih strategi yang lain efektif dan efisien untuk mencapainya.
Menurut E. Mulyasa, “guru sebagai agen pembelajaran” memiliki tugas-tugas antara lain:
a. Guru Sebagai Fasilitator
Guru sebagai fasilitator bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka.
b. Guru Sebagai Motivator
Pembangkitan nafsu atau selera belajar sering juga disebut motivasi belajar. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.
c. Guru Sebagai Pemacu
Sebagai pemacu belajar, guru harus mampu melipatgandakan potensi peserta didik, dan mengembangkannya sesuai dengan aspirasi dan cita-cita mereka di masa yang akan datang.
d. Guru Sebagai Pemberi Inspirasi
Sebagai pemberi inspirasi belajar guru harus mampu memerankan diri dan memberikan inspirasi bagi peserta didik, sehingga kegiatan belajar dan pembelajaran dapat membangkitkan berbagai pemikiran, gagasan, dan ide-ide baru
Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, adakalanya peserta didik mengalami kesulitan karena kemampuan masing-masing peserta didik berbeda-beda. Artinya, ada yang cepat menerima materi pelajaran, dan ada pula yang lambat dalam menerima materi pelajaran. Untuk itu, di sini guru akan bertugas sebagai pembimbing.
Sebagai pembimbing, guru perlu memiliki pemahaman yang seksama tentang para siswanya, memahami segala potensi dan kelemahannya, masalah dan kesulitan-kesulitannya, dengan segala latar belakangnya. Agar tercapai kondisi seperti itu, guru perlu banyak mendekati para siswa, membina hubungan yang lebih dekat dan akrab, melakukan pengamatan dari dekat serta mengadakan dialog-dialog langsung
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
  1. Kesimpulan
Hadits yang menyatakan bahwa kita harus memepermudah jangan mempersulit yang merupakan salah satu fungsi guru dan sekaligus sebagai pembangkit motivasi pada peserta didik. Ditemukan di Maktabah Syamilah yaitu berada diHadits Riwayat Shahih Bukhari à dua Hadits, Hadits Riwayat Abu Daud à satu Hadits, Hadits Riwayat Ahmad à enam hadits, Hadits Riwayat Muslim à dua Hadits. Dan yang saya teliti adalah Hadits Riwayat Bukhari à Juz 1 halaman 122 no 67. Dan hasilnya adalah muttashil dan derajat haditsnya shahih.
Ditinjau dari segi konteksnya hadits ini berkaitan dengan dalam penyampain pembelajaran seorang pendididk hendaknya mengunakan bahasa yang bisa dimengerti oleh peserta didik. Selain itu dalam proses pendidikanpun peserta didik baiknya selalu dipermudah dalam hal system, jangan menggunakan system yang berbelit-belit.
Hadits  inipun masih relevan dengan kehidupan kita sekarang ini, karena sejatinya manusia itu mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda dalam hal menerima pembelajaran oleh karenanya guru sangat berperan dalam hal proses pembelajaran. Dengan tidak mempersulit baik dalam proses belajar mengajar atau pun system pendidikan-nya.
Saran
1.      Agar motivasi internal dan eksternal siswa tidak hilang guru seharusnya tidak mempersulit muritnya.  Jika siswa mememukan kesulitan seharusnya guru dapat mebantunya sehingga rasa minat belajarnya (motivasi) itu tumbuh.
2.      Untuk melacak suatu hadits kita dapat menggunakan kitab-kitab ataupun program digital seperti Al-Maktabah As-Syamilah atau Maushu’ah Al-Hadits.


Lampiran Tinjauan Sanad
Muhammad bin Basyar
الاسم : محمد بن بشار بن عثمان العبدى ، أبو بكر البصرى ، بندار
المولد :  167 هـ
الطبقة :  10 : كبارالآخذين عن تبع الأتباع
الوفاة :  252 هـ بـ البصرة
روى له :  خ م د ت س ق  ( البخاري - مسلم - أبو داود - الترمذي - النسائي - ابن ماجه )
رتبته عند ابن حجر :  ثقة
رتبته عند الذهبي :  الحافظ ، وثقه غير واحد
Murid-Murid Muhammad bin Basyar
البخارى
مسلم
أبو داود
الترمذى
النسائى
ابن ماجة
إبراهيم بن إسحاق الحربى
أبو بكر أحمد بن على بن سعيد القاضى المروزى ( س )
إسحاق بن إبراهيم البستى القاضى
إسحاق بن أبى عمران الإسفرايينى الشافعى
إسماعيل بن نفيل البغدادى الخلال
بقى بن مخلد الأندلسى
جعفر بن أحمد الشاماتى
الحسن بن على بن نصر الطوسى
زكريا بن يحيى الساجى
زكريا بن يحيى السجزى ( سى )
عبد الله بن أحمد بن حنبل
عبد الله بن جعفر بن خاقان السلمى المروزى
أبو بكر عبد الله بن أبى داود
عبد الله بن محمد ابن أبى الدنيا
عبد الله بن محمد بن عبد العزيز البغوى
عبد الله بن محمد بن ناجية
عبد الله بن محمد بن ياسين
أبو زرعة عبيد الله بن عبد الكريم الرازى
أبو خليفة الفضل بن الحباب الجمحى
القاسم بن زكريا المطرز
أبو حاتم محمد بن إدريس الرازى
أبو بكر محمد بن إسحاق بن خزيمة
محمد بن إسحاق الثقفى السراج
محمد بن إسماعيل البصلانى البغدادى
محمد بن المسيب الأرغيانى
يحيى بن محمد بن صاعد .

Guru-Guru Muhammad bin Basyar
 إبراهيم بن عمر بن أبى الوزير ( ت س ق )
أزهر بن سعد السمان ( د )
أمية بن خالد ( م )
بدل بن المحبر ( د )
بشر بن الوضاح ( تم )
بهز بن أسد ( م س )
جعفر بن عون ( خ ت )
حجاج بن منهال ( د ت س )
حرمى بن عمارة ( خ )
حماد بن مسعدة ( م د ت س ق )
خالد بن الحارث
روح بن عبادة ( خ م ت ق )
سالم بن نوح ( م )
أبى زيد سعيد بن الربيع الهروى ( م )
سعيد بن عامر الضبعى ( سى )
سهل بن يوسف ( خ ت س )
صفوان بن عيسى ( ت س ق )
أبى عاصم الضحاك بن مخلد ( م د ت ق )
عباد بن ليث الكرابيسى ( ت ق )
عباد بن موسى
عبد الله بن حمران ( خت )
عبد الله بن داود الخريبى ( س ق )
عبد الأعلى بن عبد الأعلى ( خ م ت )
عبد الحميد بن عبد الواحد الغنوى ( د )
عبد الرحمن بن مهدى ( خ م د ت س ق )
عبد الصمد بن عبد الوارث ( خ ت )
عبد العزيز بن عبد الصمد العمى ( ت س ق )
عبد الملك بن الصباح المسمعى ( خ م ق )
عبد الوهاب بن عبد المجيد الثقفى ( خ م ت س ق )
عثمان بن عمر بن فارس ( خ ت ق )
عفان بن مسلم ( ت س )
عمر بن على بن مقدم ( س ق )
عمر بن يونس اليمامى ( ت ق )
عمرو بن عاصم الكلابى ( ت س ق )
أبى قطن عمرو بن الهيثم ( س )
العلاء بن الفضل بن عبد الملك بن أبى سوية المنقرى ( ت ق )
قريش بن أنس ( د )
كثير بن هشام ( ق )
محمد بن بكر البرسانى ( م ت ق )
محمد بن جعفر غندر ( خ م د ت س ق )
محمد بن الحارث الحارثى ( ق )
محمد بن خالد بن عثمة ( ت ق )
محمد بن عبد الله الأنصارى ( خ د ت س ق )
محمد بن عبد الرحمن الطفاوى
محمد بن أبى عدى ( خ م د ت س ق )
محمد بن عرعرة ( م )
محمد بن يزيد بن خنيس المكى ( ت ق )
مرحوم بن عبد العزيز العطار ( ت س ق )
معاذ بن معاذ ( خ )
معاذ بن هانىء ( ت ق )
معاذ بن هشام الدستوائى ( خ م ت )
معتمر بن سليمان
معدى بن سليمان ( ت ق )
مكى بن إبراهيم البلخى ( ت )
مؤمل بن إسماعيل ( ت س ق )
أبى الوليد هشام بن عبد الملك الطيالسى ( ت س ق )
وكيع بن الجراح
وهب بن جرير بن حازم ( د ت ق )
يحيى بن حماد ( م ت )
يحيى بن سعيد القطان ( خ م د ت س ق )
يحيى بن كثير العنبرى ( د س )
يزيد بن زريع
يزيد بن هارون ( خ ت س )
يوسف بن يعقوب الضبعى ( ت س ق )
أبى أحمد الزبيرى ( ت ق )
أبى بكر الحنفى ( خ م د ت س ق )
أبى داود الطيالسى ( خت م د ت س ق )
أبى عامر العقدى ( خ ت سى ق )
أبى على الحنفى ( سى ق )
أبى هشام المخزومى ( م قد س ق )
أبى همام الدلال ( د )
أبى همام الأهوازى ( س ) .
Pendapat Ulama Mengenai Muhammad bin Basyar :
Menurut Abuhatim ia shaduuq, menurut Adz Dzahabi ia hafidz, menurut An Nasa’I la ba’sa bih, menurut Ibnu Haja al’ asqalani ia tsiqah, menurut Ibnu Hibban ia disebut dalam ats tsiqaat.

Yahya bin Sa’id
الاسم : يحيى بن سعيد بن فروخ القطان التميمى ، أبو سعيد البصرى الأحول الحافظ ، يقال مولى بنى تميم ( و يقال : ليس لأحد عليه ولاء )
المولد :  120 هـ
الطبقة :  9  : من صغار أتباع التابعين
الوفاة :  198 هـ
روى له :  خ م د ت س ق  ( البخاري - مسلم - أبو داود - الترمذي - النسائي - ابن ماجه )
رتبته عند ابن حجر :  ثقة متقن حافظ إمام قدوة
رتبته عند الذهبي :  الحافظ الكبير ، كان رأسا فى العلم و العمل ، قال أحمد : ما رأيت مثله ، و قال بندار : أنبأنا إمام أهل زمانه يحيى القطان

Guru-Guru Yahya bin Sa’id
قال المزي في تهذيب الكمال : روى عن

 أبان بن صمعة ( م )
الأجلح بن عبد الله الكندى ( د س )
أسامة بن زيد الليثى ( س )
إسماعيل بن أبى خالد ( خ م )
أشعث بن عبد الملك ( س )
بهز بن حكيم ( د ت س )
ثابت بن عمارة ( د ت )
ثور بن يزيد الرحبى ( بخ د ت س ق )
جابر بن صبح ( د س )
جامع بن مطر ( د س )
جعفر بن محمد بن على ( د س )
جعفر بن ميمون ( بياع الأنماط ) ( ى د )
الجعيد بن عبد الرحمن ( س )
حاتم بن أبى صغيرة ( خ م س )
حجاج بن أبى عثمان الصواف ( م د س ق )
الحسن بن ذكوان ( خ د ت ق )
حسين المعلم ( خ م د س )
حماد بن سلمة ( م )
أبى صخر حميد بن زياد المدنى ( م )
حميد الطويل ( خ م د س )
حنظلة بن أبى سفيان الجمحى
خالد الحذاء
خثيم بن عراك بن مالك ( خ س )
داود بن قيس الفراء ( س )
زكريا بن أبى زائدة ( د س )
السائب بن عمر المخزومى ( د س )
سعد بن إسحاق بن كعب بن عجرة ( ت س )
سعيد بن أبى عروبة ( خ م د س )
سفيان الثورى ( خ م د ت س )
سفيان بن عيينة
سليم بن حيان ( خ د )
سليمان الأعمش
سليمان التيمى ( خ م س )
سيف بن سليمان المكى ( خ س )
شعبة بن الحجاج ( خ م د ت س ق )
صالح بن رستم أبى عامر الخزاز ( د )
صدقة بن المثنى النخعى ( س )
طلحة بن يحيى بن طلحة بن عبيد الله ( م س )
عبد الله بن سعيد بن أبى هند ( خ م ت س )
عبد الحميد بن جعفر الأنصارى ( ى م د ت س ق )
عبد الرحمن بن حرملة ( مد س )
عبد الرحمن بن حميد بن عبد الرحمن بن عوف ( س )
عبد الرحمن بن عمار بن أبى زينب ( س )
عبد الرحمن بن عمرو الأوزاعى ( م )
عبد العزيز بن أبى رواد ( د )
عبد الملك بن جريج ( خ م د ت س )
عبد الملك بن أبى سليمان ( بخ م د س )
عبد الواحد بن صفوان بن أبى عياش مولى عثمان بن عفان ( فق )
أبى مالك عبيد الله بن الأخنس ( خ د س ق )
عبيد الله بن عمر العمرى ( خ م د ت س ق )
عثمان بن الأسود ( خ م )
عثمان بن غياث ( خ م د س )
عثمان الشحام ( س )
عطاء بن السائب ( د )
عكرمة بن عمار اليمامى ( ت س )
على بن المبارك ( د س )
عمر بن سعيد بن أبى حسين المكى ( خ )
عمر بن نبيه الكعبى ( س )
عمرو بن عثمان بن عبد الله بن موهب ( م س )
عمران بن مسلم القصير ( خ م س )
العوام بن حمزة المازنى ( ر )
عوف الأعرابى ( خ د ت س ق )
عيسى بن حفص بن عاصم بن عمر بن الخطاب ( خ س )
فضيل بن عياض ( ت س )
فضيل بن غزوان ( خ ت )
فطر بن خليفة ( د ت س )
أبى روح قدامة بن عبد الله الكوفى ( س ق )
قرة بن خالد السدوسى ( خ م د س ق )
كهمس بن الحسن ( س )
مالك بن أنس ( خ )
مالك بن مغول ( د س )
المثنى بن سعيد الضبعى ( د ت س ق )
أبى غفار المثنى بن سعيد الطائى ( د )
مجالد بن سعيد ( ت س ق )
محمد بن أبى إسماعيل السلمى ( م س )
محمد بن عبد الرحمن بن أبى ذئب ( م س )
محمد بن عجلان ( ر م د س ق )
محمد بن أبى يحيى الأسلمى ( د س )
محمد بن يوسف ( ابن أخت نمر ) ( م س )
مسعر بن كدام ( م )
معاوية بن عمرو بن غلاب ( م د س )
مغيرة بن أبى قرة السدوسى ( قد ت )
المهلب بن أبى حبيبة ( د س )
موسى بن أبى عيسى الطحان ( ق )
موسى الجهنى ( ت س )
نوفل بن مسعود ( صاحب أنس بن مالك )
هشام بن حسان ( خ م د ت س )
هشام بن عروة ( خ م د س ق )
هشام الدستوائى ( خ م د )
الوليد بن عبد الله بن جميع ( س )
يحيى بن سعيد الأنصارى ( خ م س )
يزيد بن أبى عبيد ( خ س )
يزيد بن كيسان ( م ت س )
أبى حزرة يعقوب بن مجاهد ( د )
يوسف بن صهيب الكندى ( ت )
أبى جعفر الخطمى ( د س ق )
أبى حيان التيمى ( خ س ق ) .
Pandangan Ulama mengenai Yahya bin Sa’id :
Menurut Abu Hatim ia tsiqah hafids, menurut Abu Zur’ah ia tsiqah hafids, menurut Adz Dzahab ia hafidz kabir, menurut Al-Ajli ia tsiqah, menurut An Nasa’I ia tsqah tsabat, Ibnu Hajar al Atsqalani ia tsiqah mutaqin, ibnu Sa’d ia tsiqah ma’mum

Syu’bah bin Al-Hajjaj
الاسم : شعبة بن الحجاج بن الورد العتكى مولاهم الأزدى ، أبو بسطام الواسطى ثم البصرى ، مولى عبدة بن الأغر مولى يزيد بن المهلب
الطبقة :  7  : من كبار أتباع التابعين
الوفاة :  160 هـ بـ البصرة
روى له :  خ م د ت س ق  ( البخاري - مسلم - أبو داود - الترمذي - النسائي - ابن ماجه )
رتبته عند ابن حجر :  ثقة حافظ متقن ، كان الثورى يقول : هو أمير المؤمنين فى الحديث
رتبته عند الذهبي :  أمير المؤمنين فى الحديث ، ثبت حجة و يخطىء فى الأسماء قليلا

Guru-Guru Syu’bah bin Al-Hajjaj
 أبان بن تغلب ( م ت )
إبراهيم بن عامر بن مسعود الجمحى ( د س )
إبراهيم بن محمد بن المنتشر ( خ م د س )
إبراهيم بن مسلم الهجرى ( ق )
إبراهيم بن مهاجر ( م د ق )
إبراهيم بن ميسرة ( س )
إبراهيم بن ميمون ( سى )
الأزرق بن قيس ( خ )
إسماعيل بن أبى خالد ( خ م )
إسماعيل بن رجاء الزبيدى ( م د س ق )
إسماعيل بن سميع ( عس )
إسماعيل بن عبد الرحمن السدى ( ت )
إسماعيل ابن علية ( ت س ) ، و هو أصغر منه
الأسود بن قيس ( خ م د ت )
أشعث بن سوار
أشعث بن أبى الشعثاء ( خ م د ت س )
أشعث بن عبد الله بن جابر الحدانى
أنس بن سيرين ( خ م د س ق )
أيوب بن أبى تميمة السختيانى ( خ م س )
أيوب بن موسى القرشى ( م )
بديل بن ميسرة العقيلى ( م د س ق )
بريد بن أبى مريم السلولى ( ت س )
بسطام بن مسلم ( س )
بشير بن ثابت ( صد )
بكير بن عطاء ( ت س ق )
بلال ( سى )
أبى بشر بيان بن بشر ( سى )
توبة العنبرى ( خ م د س )
توبة أبى صدقة ( س )
ثابت بن أسلم البنانى ( خ م د ت س )
أبى المقدام ثابت بن هرمز الحداد
ثوير بن أبى فاختة ( ت )
جابر الجعفى ( ت )
أبى صخرة جامع بن شداد ( خ م د س ق )
جبلة بن سحيم ( خ م س )
جعدة بن أم هانىء ( ت س )
جعفر بن محمد الصادق
جعفر بن أبى وحشية ( خ م د ت س ق )
الجلاس ( سى )
حاتم بن أبى صغيرة ( س )
حاضر بن المهاجر ( س ق )
حبيب بن أبى ثابت ( خ م س )
حبيب بن الزبير ( ت )
حبيب بن زيد الأنصارى ( د ت س ق )
حبيب بن الشهيد ( بخ م ق )
الحجاج بن عاصم ( س )
الحجاج بن الورد ( أبيه )
الحر بن الصياح ( د ت س )
حرب بن شداد
الحسن بن عمران ( د )
حسين المعلم ( خ )
حصين بن عبد الرحمن ( خ م س )
الحكم بن عتيبة ( خ م د ت س )
حماد بن أبى سليمان ( م د ت س )
حمزة الضبى ( م د س )
حميد بن نافع ( خ م س )
حميد بن هلال ( م د س ق )
حميد الطويل ( خ م س )
حيان الأزدى
خالد الحذاء ( خ م د س )
خبيب بن عبد الرحمن ( خ م د ت س ق )
خليد بن جعفر ( م ت س )
أبى ذبيان خليفة بن كعب ( خ م س )
داود بن فراهيج
داود بن أبى هند ( س )
داود بن يزيد الأودى
الربيع بن لوط ( س )
ربيعة بن أبى عبد الرحمن
الركين بن الربيع ( س )
زبيد اليامى ( خ م د س ق )
زكريا بن أبى زائدة
زياد بن علاقة ( م د س )
زياد بن فياض ( م س )
زياد بن مخراق ( د )
زيد بن الحوارى العمى ( ت س )
زيد بن محمد بن زيد العمرى ( م س )
سعد بن إبراهيم ( خ م د س ت ق )
سعد بن إسحاق بن كعب بن عجرة ( س )
سعيد بن أبى بردة بن أبى موسى الأشعرى ( خ م س ق )
سعيد بن أبى سعيد المقبرى
سعيد بن مسروق الثورى ( خ م س )
أبى مسلمة سعيد بن يزيد ( خ م س )
سعيد الجريرى ( م )
سفيان الثورى ، و هو من أقرانه
سفيان بن حسين ( س )
سلم بن عطية ( س )
سلمة بن كهيل ( خ م د س )
سليمان بن عبد الرحمن ( د ت س ق )
سليمان الأعمش ( خ م د ت س )
سليمان التيمى ( خ م )
سليمان الشيبانى ( خ م س )
سماك بن حرب ( بخ م د ت س ق )
سماك بن الوليد الحنفى
سهيل بن أبى صالح ( م د ت )
سوادة بن عبيد العجلى ( عس )
أبى المنهال سيار بن سلامة الرياحى ( خ م د س )
سيار أبى الحكم ( خ م ت س )
شرقى البصرى ( قد )
شعيب بن الحبحاب
صالح بن درهم
صالح بن صالح بن حى ( م )
صدقة بن يسار
أبى سنان ضرار بن مرة الشيبانى
طارق بن عبد الرحمن البجلى
طلحة بن مصرف ( عخ س ق )
أبى سفيان طلحة بن نافع
عاصم بن بهدلة ( ت )
عاصم بن سليمان الأحول ( خ م د س )
عاصم بن عبيد الله ( عخ د ت ق )
عاصم بن كليب ( ى م س )
عامر الأحول ( س )
عباس الجريرى ( خ م ت س ق )
عبد الله بن بشر الخثعمى ( ت س )
عبد الله بن دينار ( خ م د ت س ق )
عبد الله بن أبى السفر الهمدانى ( خ م د س ق )
عبد الله بن صبيح ( س )
عبد الله بن عبد الله بن جبر الأنصارى ( خ م صد س )
عبد الله بن عون ( س )
عبد الله بن عيسى بن عبد الرحمن بن أبى ليلى ( خ س )
عبد الله بن المختار ( م د س ق )
عبد الله بن أبى نجيح ( خ س )
عبد الله بن هانىء بن الشخير ( م )
عبد الله بن يزيد الصهبانى
عبد الله بن يزيد النخعى ( م س )
عبد الأعلى بن عامر ( س )
عبد الأكرم بن أبى حنيفة ( ق )
عبد الحميد صاحب الزيادى ( خ م س )
عبد الخالق بن سلمة ( س )
عبد ربه بن سعيد الأنصارى ( خ م د س ق )
عبد الرحمن ابن الأصبهانى ( خ م د س ق )
أبى قيس عبد الرحمن بن ثروان ( خ س )
عبد الرحمن بن القاسم بن محمد بن أبى بكر الصديق ( خ م د س )
عبد العزيز بن رفيع ( م د س )
عبد العزيز بن صهيب ( خ م د ت س )
عبد الملك بن عمير ( خ م )
عبد الملك بن ميسرة الزراد ( خ م ت س )
عبد الوارث بن أبى حنيفة ( س )
عبدة بن أبى لبابة ( م )
عبيد الله بن أبى بكر بن أنس بن مالك ( خ م ت س )
عبيد الله بن عمر ( م س )
عبيد الله بن أبى يزيد
عبيد أبى الحسن ( م )
عبيدة بن معتب الضبى ( د )
عتاب مولى هرمز ( ق )
أبى حصين عثمان بن عاصم الأسدى ( خ م تم س )
عثمان بن عبد الله بن موهب ( خ م ت س ق )
عثمان بن غياث
عثمان البتى ( س )
عدى بن ثابت ( خ م د ت س ق )
عطاء بن السائب ( د ت س ق )
عطاء بن أبى مسلم الخراسانى ( س )
عطاء بن أبى ميمونة ( خ م س ق )
عقبة بن حريث ( م س )
عقيل بن طلحة السلمى ( د )
عكرمة بن عمار اليمامى ( ت )
علقمة بن مرثد ( خ م د ت س ق )
على بن الأقمر ( م )
على بن بذيمة
على بن زيد بن جدعان ( س ق )
على بن مدرك ( خ م د ت س ق )
على أبى الأسد الحنفى ( س )
عمار بن عقبة العبسى
عمارة بن أبى حفصة ( خ س فق )
عمر بن سليمان العمرى ( د ت س )
عمر بن محمد بن زيد العمرى ( م )
عمرو بن أبى حكيم ( د س )
عمرو بن دينار ( خ م س )
عمرو بن عامر الأنصارى ( خ س )
عمرو بن مرة ( خ م د ت س ق )
عمرو بن يحيى بن عمارة ( ت س ق )
عمران بن مسلم الجعفى
أبى جعفر عمير بن يزيد الخطمى ( ت س ق )
العوام بن حوشب ( خ ص )
عوف الأعرابى ( س )
عون بن أبى جحيفة ( خ م د س )
العلاء بن عبد الرحمن ( ر م ق )
العلاء ابن أخى شعيب بن خالد الرازى ( د )
عياض أبى خالد البجلى ( س )
عيينة بن عبد الرحمن بن جوشن ( بخ د )
غالب التمار ( د )
غالب القطان ( سى )
غيلان بن جامع
غيلان بن جرير ( م س )
غيلان بن عبد الله الواسطى
فرات القزاز ( خ م ت )
فراس بن يحيى الهمدانى ( خ م ت س )
فرقد السبخى
فضيل بن فضالة القيسى ( س )
فضيل بن ميسرة ( ص )
القاسم بن أبى بزة ( بخ م د س )
القاسم بن مهران ( م س )
قتادة بن دعامة ( خ م د ت س ق )
قرة بن خالد السدوسى
قيس بن مسلم ( خ م س )
ليث بن أبى سليم ( ق )
مالك بن أنس ( م ت س ق ) ، و هو من أقرانه
مالك بن عرفطة ( د س ) ، و الصواب : خالد بن علقمة
مجالد بن سعيد ( س )
مجزأة بن زاهر ( بخ م س )
محارب بن دثار ( خ م د س )
محل بن خليفة ( س )
محمد بن إسحاق بن يسار
محمد بن جحادة ( خ د )
محمد بن زياد الجمحى ( خ م د س ق )
أبى رجاء محمد بن سيف الأزدى ( مد س )
محمد بن عبد الله بن أبى يعقوب ( خ م س )
محمد بن عبد الجبار الأنصارى ( بخ )
محمد بن عبد الرحمن بن سعد بن زرارة ( خ م د س ق )
محمد بن عبد الرحمن ، مولى آل طلحة ( ت س )
أبى الرجال محمد بن عبد الرحمن الأنصارى ( م ) ، على خلاف فيه
محمد بن عثمان بن عبد الله بن موهب ( خ م س ) ، إن كان محفوظا
محمد بن قيس الأسدى ( سى )
محمد بن أبى المجالد ( خ م س ق ) ، و يقال : عبد الله بن أبى المجالد
محمد بن مرة القرشى الكوفى
أبى الزبير محمد بن مسلم المكى ( س )
محمد بن المنكدر ( خ م د ت س ق )
مخارق الأحمسى ( قد س )
مخول بن راشد ( خ م د س ق )
مستمر بن الريان ( م س )
مسعر بن كدام ( سى )
مسلم بن يناق أبى الحسن ( م س )
مسلم الأعور
مسلم القرى ( م د س )
مشاش البصرى ( س )
معاوية بن قرة المزنى ( خ م د ت س ق )
معبد بن خالد ( خ م د س )
مغيرة بن مقسم الضبى ( خ م )
مغيرة بن النعمان النخعى ( خ م ت س )
المقدام بن شريح بن هانىء ( بخ م س ق )
منصور بن زاذان
منصور بن عبد الرحمن الأشل
منصور بن المعتمر ( خ م د ت س ق )
المنهال بن عمرو ( س )
مهاجر أبى الحسن ( خ م د ت سى )
موسى بن أنس بن مالك ( خ م ت س )
موسى بن أبى عائشة ( د س ق )
موسى بن عبد الله الجهنى ( سى )
موسى بن عبيدة الربذى
موسى بن أبى عثمان ( د س ق )
ميسرة بن حبيب ( س )
النعمان بن سالم ( م د ت س ق )
نعيم بن أبى هند ( ت س )
أبى عقيل هاشم بن بلال ( د سى )
هشام بن زيد بن أنس بن مالك ( خ م د ت س ق )
هشام بن عروة ( خ م )
هشام الدستوائى ( س ) ، و هو من أقرانه
واصل الأحدب ( م سى )
واقد بن محمد بن زيد العمرى ( خ م د س )
ورقاء بن عمر اليشكرى ( م د س ) ، و هو من أقرانه
الوليد بن حرب
الوليد بن العيزار ( خ م ت س )
يحيى بن أبى إسحاق الحضرمى ( خ م س )
يحيى بن الحصين الأحمسى ( م س ق )
أبى حيان يحيى بن سعيد بن حيان التيمى ( س )
يحيى بن سعيد الأنصارى ( ت )
أبى بلج يحيى بن أبى سليم الفزارى ( ت س )
يحيى بن عبد الله الجابر ( ت )
يحيى بن عبيد البهرانى ( م س )
يحيى بن أبى كثير
أبى المعلى يحيى بن ميمون العطار ( س )
يحيى بن هانىء بن عروة المرادى ( س )
يحيى بن يزيد الهنائى ( م د )
أبى التياح يزيد بن حميد الضبعى ( خ م د ت س ق )
يزيد بن خمير الشامى ( بخ م د ت س ق )
يزيد بن أبى زياد ( د س )
أبى خالد يزيد بن خالد الدالانى ( د ت )
يزيد أبى خالد ، و ليس بالدالانى
يزيد الرشك ( خ م ت س )
يعقوب بن عطاء بن أبى رباح
يعلى بن عطاء ( ر م د ت س ق )
يونس بن خباب ( سى )
يونس بن عبيد ( خ م )
أبى إسحاق السبيعى ( خ م د ت س ق )
أبى إسرائيل الجشمى ( سى )
أبى بكر بن أبى الجهم ( م ت س )
أبى بكر بن حفص ( خ م د س )
أبى بكر بن محمد بن زيد العمرى ( س )
أبى بكر بن المنكدر ( خ )
أبى جعفر الفراء ( بخ سى )
أبى جعفر مؤذن مسجد العريان ( د س )
أبى جمرة الضبعى ( خ م د ت س )
أبى الجودى الشامى ( د )
أبى الحسن ( س )
أبى حمزة الأزدى ( جارهم ) ( م سى )
أبى حمزة القصاب ( م )
أبى شعيب ( د )
أبى شمر الضبعى ( م س )
أبى الضحاك ( فق )
أبى عمران الجونى ( خ م س ق )
أبى العنبس الأكبر ( د س )
أبى العنبس الأصغر
أبى عون الثقفى ( خ م د ت س )
أبى فروة الهمدانى
أبى الفيض الشامى ( د ت س )
أبى المختار الأسدى ( د )
أبى المؤمل
أبى نعامة السعدى ( م )
أبى هاشم الرمانى ( س )
أبى يعفور العبدى ( خ م د ت س )
شميسة العتكية ( بخ ) .

Pendapat Ulama Mengenai Syu’bah bin Al-Hajjaj :
Menurut Abu Daud tidak ada seorang yang lebih baik dari hadits syu’bah bin Al-hajjaj, menurut Adz Dzahabi ia tsabat hujjah, menurut Al-Ajli ia tsiqah tsabat, menurut Ats Tsauri ia amirul mukminin fil hadits, menurut Ibnu Hajar al Atsqalani ia tsiqah hafids, menurut Ibnu sa’d ia tsiqah ma’mum.
Yazid bin Hamid
الاسم : يزيد بن حميد الضبعى ، أبو التياح البصرى ( مشهور بكنيته )
الطبقة :  5  : من صغار التابعين
الوفاة :  128 هـ بـ سرخس
روى له :  خ م د ت س ق  ( البخاري - مسلم - أبو داود - الترمذي - النسائي - ابن ماجه )
رتبته عند ابن حجر :  ثقة ثبت
رتبته عند الذهبي :  أحد الأئمة ، ثقة عابد

Guru-Guru Yazid bin Hamid
أنس بن مالك ( خ م د ت س ق )
ثمامة بن عبد الله بن أنس بن مالك
أبى الوداك جبر بن نوف
الحسن البصرى
حفص الليثى ( ت س )
حمران بن أبان ( خ )
حميد بن عبد الرحمن الحميرى
زهدم الجرمى
شهر بن حوشب
صخر بن بدر ( د )
عبد الله بن الحارث بن نوفل ( خ م )
عبد الله بن عبيد الله بن أبى مليكة ( ق )
عبد الله بن أبى الهذيل
عبد الرحمن بن خنبش التميمى
أبى المنهال عبد الرحمن بن مطعم المكى
عمران بن حصين
عمران بن عصام ( والد أبى جمرة الضبعى )
غالب بن عبد الله بن سعد
مطرف بن عبد الله بن الشخير ( م د س ق )
المغيرة بن سبيع ( ت ق )
المغيرة بن سعد بن الأخرم
مورق العجلى
موسى بن سلمة بن المحبق الهذلى ( م د س )
أبى جمرة نصر بن عمران الضبعى ( خ )
أبى مجلز لاحق بن حميد ( م ق )
أبى زرعة بن عمرو بن جرير ( م )
أبى السوار العدوى
أبى عثمان النهدى ( خ م س ) .

Pendapat Ulama Mengenai Yazid bin Hamid :

Anas bin Malik
الاسم : أنس بن مالك بن النضر بن ضمضم بن زيد بن حرام بن جندب بن عامر بن غنم بن عدى بن النجار الأنصارى النجارى ، أبو حمزة المدنى
الطبقة :  1 : صحابى
الوفاة :  92 هـ و قيل 93 هـ
روى له :  خ م د ت س ق  ( البخاري - مسلم - أبو داود - الترمذي - النسائي - ابن ماجه )
رتبته عند ابن حجر :  صحابى
رتبته عند الذهبي :  صحابى
Guru-Guru Anas bin Malik
النبى صلى الله عليه وسلم ( خ م د ت س ق )
أبى بن كعب ( خ س ق )
أسيد بن حضير ( خ م ت س )
ثابت بن قيس بن شماس ( خ )
جرير بن عبد الله البجلى ( خ م )
زيد بن أرقم ( خ ) ، فيما كتب إليه
زيد بن ثابت ( خ م ت س ق )
أبى طلحة زيد بن سهل الأنصارى ( خ م د ت س )
سلمان الفارسى ( ق )
عبادة بن الصامت ( خ م د ت س )
عبد الله بن رواحة ( ق )
عبد الله بن عباس ( س )
أبى بكر الصديق عبد الله بن عثمان ( خ م د ت س ق )
أبى موسى عبد الله بن قيس القيسى ( خ م د ت س ق )
عبد الله بن مسعود ( م )
عبد الرحمن بن عوف ( م س )
عتبان بن مالك ( م سى )
عثمان بن عفان ( خ ت سى )
عمر بن الخطاب ( خ م ت س ق )
مالك بن صعصعة ( خ م ت س )
محمود بن الربيع ( م سى )
معاذ بن جبل ( خ م سى )
أبى أسيد الساعدى
أبى ذر الغفارى ( خ م )
أبى قتادة الأنصارى ( سى )
أبى هريرة ( خ م )
فاطمة الزهراء بنت رسول الله صلى الله عليه وسلم ( خ )
أم الفضل لبابة بنت الحارث الهلالية ( س )
أم أيمن حاضنة النبى صلى الله عليه وسلم ( ق )
أم حرام بنت ملحان ( خالته ) ( خ م د س ق )
أم سليم بنت ملحان ( أمه ) ( خ م د ت س ) .

Pendapat para ulama mengenai Anas bin Malik :
à Ibnu Hajar Al-Asqalani mengatakan Anas tergolong sahabat.

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Memberi Kemudahan Sebagai Motivasi Belajar Peserta Didik Description: Rating: 5 Reviewed By: Unknown
Scroll to Top