728x90 AdSpace

Latest News

Rabu, 06 Juli 2011

Sejarah Perkembangan Peradaban Islam di Indonesia

             Menurut Arnold meskipun baru abad ke- 9, para ahli ilmu Bumi Arab menyebut-nyebut kepulauan Indonesia di dalam tulisan-tulisan meraka. Namun dalm tarikh China pada tahun 674 M,tersebut suatu catatan tentang pemimpin Arab yang mengepalai rombongan orang-orang Arab yang menetap di pantai barat Sumatra. Menurut hemet penulis,pendapat yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia sejak abad pertama Hijriah ( abad 7 Masehi ) dan langsung ari Arab itu lebih kuat mengingat beberapa alasan yang telah dikemukakan di atas. Bahkan dimungkinkan bahwa sejak masa hidup Nabi Muhammad S.A.W agama Islam telah masuk ke daerah Nusantara. Menurut literature kuno tiongkok, sekitar tahun 625 M telah ada sebuah perkampungan Arab Islam di pesisir Sumatra( Barus). Jadi hanya 9 tahun sejak Rasulullah S.A.W memproklamirkan dakwah Islam secara terbuka, dipesisir Sumatra sudah terdapat perkampungan islam. Menengok catatan sejarah pada seperempatan abad ke 7 Masehi, kerajaan Budha Sriwijaya tengah berkuasa atas Sumatra.  Untuk bisa mendirikan sebuah perkampungan yang berbeda dari agama resmi kerjaan- perkampungan Arab Islam-tentu membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum diizinkan penguasa atau raja. Harus bersosialisasi dengan baik terlebih dahulu kepada penguasa hinga akrab
dan dipercaya oleh kalangan kerajaan  maupun rakyat sekitar. Untuk menambah populasi maka pedagang arab pun menikahi para perempuan pribumi dan memiliki anak. Itu merupakan salah satu syarat untuk mendirikan sebuah kampong dimana nilai-nilai Islam bisa hidup dibawah kekuasaan kerajaan Budha Sriwijaya. Pada periode ini Islam belum berkembang secara menyeluruh dan hanya beberapa wilayah yang sudah memeluk Islam,misalnya sebagian Sumatra dan sebagian pantai utara Jawa. Sejak Islam dikenal di Indonesia itulah, Islam terus berkembang dengan pesat. Menurut para sejarawan, Islam masuk ke Indonesia melalui berbagai jalur, sehingga dengan cepat dapat diterima oleh masyarakat Indonesia melalui berbagai jalur,sehingga dengan cepat dapat diterima oleh masyarakat Indonesia yang waktu itu masih kuat menganut paham lama,yaitu menganut agma Hindu,Budha, bahkan Animisme dan Dinamisme.


Jatuhnya Kerajaan Sriwijaya

Cikal bakal kekuasaan Islam telah dirintis pada abad ke 7 dan ke 8 Masehi,tetapi semuanya tenggelam dalam hegemoni maritime Sriwijaya yang berpusat di Palembang dan kerajaan Hindu jawa seperti Singasari dan Majapahit di Jawa Timur. Pada periode ini para pedagang dan mubaligh muslim membentuk komunitas-komunitas Islam. Mereka memperkenalkan Islam yang mengajarkan toleransi dan persamaan derajat manusia. Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk setempat. Oleh karena itu, Islam  tersebar di kepulauan Indonesia terhitung cepat, meski penyebarannya dengan cara damai. Masuknya Islam ke daerah-daerah di Indonesia tidak dalam waktu yang bersamaan. Disamping itu, keadaan politik dan social budaya daerah ketika didatangi Islam juga berlainan. Datangnya orang-orang Islam ke daerah-daerah yang baru disinggahi sama sekali belum memperlihatkan dampak-dampak politik, karena pada awalnya mereka dating hanya untuk usaha pelayaran dan perdagangan. Kemajuan politik dan ekonomi sriwijaya berlangsung sampai abad ke 12 M. Kerajaan mulai memasuki masa kemunduran di bidang politik dan ekonomi. Kemunduran Sriwijaya ini dipercepat oleh usaha-usaha Kerajaan Singasari yang sedang bangkit di jawa. Kelemahan Sriwijaya dimanfaatkan  oleh usaha-usaha kerjaaan Singasari yang sedang bangkit di Jawa. Kelemahan Sriwijaya dimanfaatkan oleh para pedagang muslim untuk mendapatkan keuntungan politik dan perdagangan. Mereka mendukung daerah-daerah yang muncul, dan daerah yang menyatakan diri sebagai kerajaan bercorak Islam, yaitu kerajaan samudra Pasai di pesisir timur laut Aceh. Daerah ini sudah disinggahi pedagang muslim sejak abad ke 7 dan ke 8 M. Proses Islamisasi tentu telah berjalan disana sejak abad tersebut, baik dalam bidang politik maupun perdagangan. Karena kekacauan dalam bidang politik maupun perdagangan.
Karena kekacauan dalam negeri sendiri akibat perebutan kekuasan di istana,kerajaan Singasari, juga pelanjutnya majapahit, tidak mampu mengontrol daerah Melayu dan Selat malaka dengan baik, sehingga Kerajaan samudra Pasai dan Malaka dapat berkembang dan mencapai puncak kekuasaannya hingga abad ke -16 Masehi. Demikian pula kerajaan Majapahit ketika Hayam Wuruk dengan Patih gadjah mada masih berkuasa,situasi politik pusat Nusantara mengakui berda di bawah perlindungannya. Akan tetapi, sejak Gajah Mada meninggal dunia pada tahun 1364 M, situasi Majapahit kembali mmengalami keguncangan. Kelemahan-kelemahan yang semakin lama semakin memuncak,akhirnya menyebabkan Kerajaan majapahit semakin melemah. Akhirnya kerajaan Sriwijaya, Singasari, dan Majapahit menjadi melemah dan tidak mempunyai kekuatan yang berarti. Demikian sejarah situasinya ketika Islam pertama kali dating ke Indonesia pada sekitar abad ke -7 M. Tidak lama kemudian muncul beberapa kerajaan Islam yang juga bersama dalam pengembangan agama Islam di Indonesia, yaitu Kerajaan Samudra Pasai ( abad ke -13 M ) di Aceh. Kemudian diteruskan Kerajaan Aceh Darussalam ( abad ke-15 M ).. Setelah kerjaan Hindu hancur maka muncul satu-persatu kaerajaan Islam lainnya di daerah Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Ternate.

  1. Kerajaan Mataram Islam

Kerajaan Mataram Islam didirikan oleh Panembahan Senopati. Setelah permohonan Senopati mataram atas penguasa Pajang berupa pusaka kerajaan dikabulkan,keinginan untuk menjadi raja sebenarnya sudah terpenuhi. Sebab dalam tradisi Jawa,penyerahan seperti itu berarti penyerahan kekuasaan. Senopati berkuasa sampai tahun 1601 M. Sepeninggalnya, ia digantikan oleh putranya yang bernama Mas Jolang yang terkenal dengan Sultan Seda Ing Krapyak kemudian digantikan oleh Sultan Agung yang bergelar Sultan Agung Hanyokrokusuma sayidin Panataagama Khalifatullah ing Tanah Jawi ( 1613-1646 ). Pada masa pemerintahan Sultan Agung inilah kontak bersenjata antara kerajaan Mataram Islam dengan VOC mulai terjadi. Pada tahun 1646 M, Sultan Agung digantikan oleh putranya, yaitu Amangkurat I. Pada masanya terjadi perang saudara dengan Pangeran Alit yang mendapatkan dukungan dari pada ulama. Akibatnya antara pendukungnya dibantai pada tahun 1647 M. pemberontakan itu kiemudian diteruskan oleh Raden Kajoran 1677 dan 1678 M. Pemberontakan – pemborantakan seperti itulah yang meruntuhkan kerajaan Islam Mataram.

2. Kerajaan Sukadana ( Kalimantan Barat )

Kerajaan Islam Sukadana terletak di barat daya Kalimantan. Sekitar tahun 1590 M, Sukadana berada di bawah pengaruh Kerajaan Demak. Raja Sukadana yang pertama masuk Islam adlah Giri Kusuma. Kemudian ia dinobatkan sebagai raja Islam pertama di kerajaan Islam Sukadana. Raja-raja Sukadana yang banyak berjasa dalam penyiaran Islam di Kalimantan adalah
a. Giri Kusuma yang menjadi raja pada tahun 1590 M;
b. Sultan Muhammad Safrudin yang meninggal pada tahun 1677.
Pada tahun 1725 M, kerajaan Islam Sukadana melepaskan diri dari pengaruh Kerajaan Demak.Sukadana runtuh ketika penjajahan Belanda mulai menguasai Kalimantan tahun 1787 M. Kerajaan Sukadana  berdiri selama satu Abad.

3. Kerajaan Goa ( Makassar )

Kerajaan Gowa awalnya merupakan kerjaan non Islam. Raja Goa yang mula-mula masuk Islam adalah Karaeng Tonigalo. Setelah masuk Islam ia bergelar Sultan Alaudin Awwalul Islam. Kemudian kerajaan Goa dinyatakan sebagai Kerajaan Islam Makassar pada tahun 1603 M. Sultan Alaudin Awwalul Islam memerintah sejak 1591-1638 M.
      Pada tahun 1654-1660 M, kerajaan Gowa diperintah oleh sultan Hasanuddin. Selama masa pemerintahannya, Goa berkembang dan maju. Wilayah kekuasaannya meliputi: Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan pulau-pulau sekitar Sumbawa. Tahun 1660 Sultan HAsanuddin turun tahta, anaknya Mapasomba menggantikan ayahnya. Kerajaan Makassar berdiri kurang lebih 65 tahun,sejak diproklamirkan oleh Sultan Alauddin Awalul Islam tahun 1603 sampai tahun 1669 M.

4. Kerajaan Ternate  

Raja Ternate yang pertama masuk Islam asalah Raja Gapi Buguna atas ajakan Maulana Husein. Setelah masuk Islam, maka ternate dinyatakn sebagai kerajaan Islam. Raja gapi Baguna memerintah dari tahun 1465-1486 M setelah ia mangkat namanya dikenal sebagai Raja Marhum. Setelah raja Marhum meninggal, digantikan oleh putranya yang bernama Zainal Abidin Sultan Ternate. Pada tahun 1495 M, ia merantau ke Jawa belajar agama Islam kepada Sunan Giri dan urusan memerintah diserahkan kepada wakilnya. Pada masa Ternate dibawah pemerintahn Sultan Khairun, tahun 1564 M diadakan perjanjian dengan Portugis bahwa Ternate dibawah perlindungan Kerajaan Portugis. Pada waktu itu Portugis telah menjajah Malaka dan yang memeritah disana adalah seorang Gubernur Portugis bernama de Mesqueta. Pada tahun 1565 M Sultan Kahirun memaklumkan Perang Sabil melawan kesewenga-wenangan de Mesquita di Ternate. Karena terdesak, Portugis mengadakan perjanjian, tetapi ketika penandatanganan perjanjian tersebut Sulthan Khairun dibunuh. Pengganti Sultan Khairun adalah Sultan Babullah ( 1570-1583 M ). Sultan Babullah memaklumkan perang secara Total terhadap Portugis dimenangkan oleh Ternate pada tahun 1575 M. sepeninggal Sultan Babullah digantikan oleh anaknya Saiduddin Barakat.
Setelah kerajaan Islam tumbuh dan berkembang di Nusantara, maka pesantren pun tumbuh dan berkembang di daerah jawa pedalaman sungai dan daerah pesisir.
  • Faktor Politik
Faktor politik yang diwarnai oleh pertarungan dalam negeri antara Negara-negara dan penguasa-penguasa Indonesia, serta oleh pertarungan Negara-negara bagian itu dengan pemerintah pusatnya beragama Hindu. Hal tersebut mendorongpara penguasa, para bangsawan dan para pejabat di Negara-negara bagian tersebut unutk menganut agama Islam, yang dipandang mereka sebagai senjata ampuh untuk dan menumbangkan kekuatan Hindu, agar mendapat dukungan kuat dari seluruh lapisan masyrakat. Hal itu dapat dibuktikan hingga kini, bahwa apabila semangat keislaman dibangkitkan ditengah-tengah masyarakat Indonesia, baik di Sumatra, Jawa , maupun kepulauan Indonesia lainnya, dengan mudah sekali seluruh kekuatan dan semangat keislaman itu akan bangkit serentak sebagai suatu kekuatan yang dahsyat.

  • Faktor Ekonomis
Faktor ekonomis,yamg pertama diperankan oleh para pedagang yang menggunakan jalan laut,naik antar kepulauan Indonesia sendiri,maupun yang melampaui perairan Indonesia ke Cina,India,dan teluk Arab/Parsi yang merupakan pendukung utamanya,karena telah memberikn keuntungan yang tidak sedikit sekaligus mendatangkan beamasuk yang besar bagi pelabuhan-pelabuhan yang disinggahinya,baik menyangkut barang-barang yang masuk maupun yang keluar. Ternyata orang-orang yang terlibat dalam perdagangan itu bukan hanya para pedagang,tetapi diantara mereka terdapat para penguasa Negara-negara bagian,pejabat Negara dan kaum bangsawan. Karena perdagangan melalui lautan Indonesia dan India hamper seluruhnya dikuasai para pedagang Arab,maka para pedagang Indonesia yang terdiri dari para pejabat dan bangsawan itu,yang bertindak sebagai agen-agen barang Indonesia yang akan dikirim keluar dan sebagai penyalur barang-barang yang masuk ke Indonesia, banyak berhubungan dengan para pedagang muslim Arab yang sekaligus mengajak mereka kepada agama muslim Arab yang sekaligus mengajak mereka kepada Agama baru itu. Menurut riwayat, Sultan Pasai yang muslim itu mau membuka pasar-pasarnya bagi penguasa Kerjaan Malaka asalkan mereka bersedia menganut agama Islam. Demikianlah perdagangan antara kepulauan Indonesia berjalan pesat sekali,sehinggan Islam berhasil mencapai Irian atau Papua, sementara orang-orang Hindu berthan di Bali dan Lombok Barat. Sesungguhnya pendapat yang mengatakan bahwa faktor ekonomis dan politis merupakan penyebab utamanya tersebarnya Islam di Indonesia, seperti yang dipegang Dr.J.C Van Leur, dengan menekankan pada peran dan pengaruh kaum aristokat dan pihak mengadakan perbaikan dengan system perdamaiannya  yang persuasive yang dalam waktu tidak lama dapat diterima dan serasi dengan pola kehidupan masyarakat Indonesia. Kecuali di pulau Bali, satu-satunya pulau di Indonesia diantara kurang lebih tiga ribu pulau yang masih mempertahankan agama Hindu, yang dianggap sebagai fenomena aneh. Setelah berabad-abad hidup dibawah pemerintahan Hindu di Jawa, mereka berusaha berkali-kali melepaskan diri dari kekuasaan asing. Dan setelah Kerajaan Majapahit di Jawa Jatuh ke tangan kaum muslimin tahun 919-927 H/ 1513-1520 M, beberapa kelompok dari penguasa,seniman dan pendeta Hindu itu melahirkan diri menyebarangi selat Bali yang jaraknya sekitar 4 mil yang memisahkan pulau Jawa dengan Bali,dan menetap di pulau itu. Ternyata kebudyaan dan warisan Hindu Jawa yang mereka bawa dapat berkembang sejalan dan serasi dengan perdaban dan kepercayaan asli Bali yang bercorak animisme sehingga memberi bentuk dan sifat khusus yang unik bagi mereka. Hingga kinipun kehiduapan masyarakat di Bali masih memiliki pola Hindu, memberi ciri tersendiri bagi Indonesia yang berhasil unutk pertama kali dibawah naungan Islam.

            Abad ke XVI lahir Negara Maritime Demak sebagai kerajaan Islam I di Jawa yang secara berurutan menguasa Tuban (1527 ), Madiun ( 1529 ), Surabaya dan Pasuruan ( 1530 ), Penanggungan ( 1543 ), Malang ( 1545 ), Kediri ( 1550 ), Cirebon dan Banten
( 1552 ). Kerajaan Demak didirikan atas prakasa para wali songo. Dibawah pimpinan Sunan Ampel Denta. Walisongo mengangkat Raden Fatah sebagai raja pertama Kerajaan Demak. Ia mendapatkan gelar Senopati Jinbun Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidinn Panataagama. Raden fatah dalam menjalankan pemerintahannya, terutama dalam berbagai permasalahan agama dibantu oleh para wali. Sebelumnya, Demak yang bernama Bintoro merupakan daerah vassal (kekuasaan) Majapahit yang diberikan Raja majapahit kepada Raden fatah. Daerah semakin lama semakin berkembang menjadi daerah yang ramai dan pusat perkembangan agama Islam yang diselenggarakan oleh para Wali. Masa kekuasaan pemerintahan Raden Fatah berlangsung hingga awal abad ke XVI. Disebutkan bahwa Raden fatah adalah anak  seorang raja majapahit dari seorang Ibu muslim keturunan Campa. Raden fatah merupakan raja pertama Demak yang sangat berjasa dalam pengembangan agama Islam didaerah wilayah kekuasaannya . Ia digantikan oleh anaknya yaitu Adipatu Yunus yang terkenal dengan sebutan pangaran Sabrang Lor.

KEDATANGAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA

            Pada abad ke 16 mulai terdapat suasana baru di perairan Indonesia. Selama berabad – abad perairan Nusantara hanya dilayari oleh kapal-kapal dari Indonesia dan Asia, seperti Cina, Pegu,Gujarat,Benggala,Persia dan Arab. Tetapi sejak Abad ke 16 diperairan Nusantara muncul-muncul pelaut-pelaut di Eropa. Kemajuan ilmu dan tekhnik pelayarannya, menyebabkan pelaut-pelaut Eropa mampu berlayar dengan kapal sampai di perairan Indonesia. Orang Portugislah yang mula-mula muncul  di Indonesia. Kedatangan mereka di Indonesia, disebabkan beberapa faktor yaitu dorongan ekonomi, mereka ingin mendapatkan keuntungan besar dengan berniaga. Mereka ingin membeli rempah-rempah di Maluku dengan harga rendah dan menjualnya di Eropa dengan harga tinggi. Faktor lainnya  yaitu hasrat untuk menyebarkan Agama Kristen dan melawan orang islam. Sejak abad ke 8, kaum muslimin menguasai jazirah Andalusia, dimana terdapat Negara Portugis dan Spanyol. Selama itu pula terjadi perang dan pertarungan antara orang Kristen dan kaum Muslimin, baik di Andalusia, maupun kemudian di Timur Tengah. Peperangan itu terkenal dengan nama perang Salib. Perang agama dan perang Ekonomi menjadi satu karena kaum Muslimin di Timur Tengah menghalangi – halangi masuknya rempah-rempah dari Indonesia ke Negara-negara yang dianggap musuhnya. Pihak Kristen dengan rute pelayaran ke Asia dan disana langsung mengadakan konfrontasi terhadap musuh mereka, para pedagang Islam..
Faktor lainnya yaitu hasrat yang timbul karena hidup yang dinamis. Pelaut-pelaut Portugis itu ingin melihat Dunia diluar tanah airnya. Dengan faktor –faktor dorongan tersebut itulah, orang-orang Portugis berlayar menyusuri pantai Barat Afrika terus ke selatan dan mengingkari Tanjung Harapan ( Cape Town ), dan menuju ke India. Disana mereka mendirikan Pangkalan , dari sana mereka meneruskan operasinya ke Asia Tenggara. Pada Abad yang sama perairan Indonesia didatangi oleh orang-orang barat seperti, Belanda, Inggris, Denmark, dan Perancis. Mereka mempunyai tujuan yang sama seperti Portugis dan Spanyol yakni ingin memperoleh rempah-rempah dengan harga yang murah. 
KEBERADAAN KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA SETELAH ORANG BARAT DATANG

Menjelang Kedatangan Belanda di Indonesia pada akhir abad ke 16 dan awal abad ke 17 keadaan kerajaan Islam tidaklah sama. Perbedaan keadaan tersebut bukan hanya berkenaan dengan kemajuan politik, tetapi juga dalam proses pengembangan Islam di kerajaan-kerajaan tersebut. Misalnya di Sumatra, penduduk sudah memeluk Islam sekitar tiga abad, sementara di Maluku dan sudah memeluk Islam sekitar tiga abad, sementara maluku dan Sulawesi penyebaran Agama Islam baru saja berlangsung. Di Sumatra, setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis, percaturan politik di kawasan  Selat malaka merupakan kelanjutan dari Kerajaan Malaka Islam. Pada abad ke 16, tampaknya Aceh menjadi lebih dominant, terutama karena para pedagang muslim menghindar dari Malaka dan memilih Aceh sebagai pelabuhan Transit. Aceh berusaha menarik perdagangan Internasional dan antarkepulauan Nusantara. Bahkan ia mencoba menguasai pelabuhan-pelabuhan pengekspor lada, yang ketika sedang banyak permintaan. Secara bertahap kerajaan Islam Rontok dan peradaban barat Agama Kristen memasuki wilayah-wilayah yang belum di masuki Islam adalah Tapanuli Utara, Ambon, NTT dan sebagian Sulawesi Utara. Karena pada akhir abad 16 pelabuhan makssar berkembang dengan pesat sehingga menjadi tempat transit para Pedagang Asing, yang ingin bersinggah ke maluku, Filiphina, Cina,Patani, dan kepelauan Nusa Tenggara dan Kepulaun Indonesia bagian Barat. Sementara itu Maluku, Banda, Seram, Ambon sebagai pangkal atau ujung perdagangan rempah-rempah menjadi sasaran pedagang barat yang ingin menguasainya dengan politik monopolinya. Ternate dan tidorew dapat terus dan berhasil mengelakkan dominasi total dari Portugis dan Spanyol, namun ia mendapat ancaman dari Belanda yang datang kesana.
Tasawuf dan Islamisasi di Indonesia

            Dalam tahap pertama penetrasi Islam, penyebaran Islam masih relative terbatas di kota-kota pelabuhan. Akan tetapi, dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama, Islam mulai menempuh jalannya memasuki wilayah-wilayah pesisisr lainnya dan pedesaan. Pada tahap ini para pedagang, dan ulamanya yang sekaligus guru-guru tarekat ( wali-wali di Jawa ) dengan murid mereka memegang peranan penting didalam penyebaran tersebut. Mereka pada umumnya memperoleh petronase dari penguasa local, dan dalam banyak kasus, mereka yang disebut terakhir juga tidak kurang peranannya ikut serta secara langsung menyebarkan Islam.Islam dalam tahap ini sangat diwarnai oleh aspek tasawuf atau mistik ajaran Islam, namun ini tidak berarti bahwa aspek hukum ( syariah ) terabaikan sama sekali. Pendulum Islam tidak pernah berhenti bergerak diantara kecenderungan sufisme dengan panutan yang lebih taat kepada syariah. Misalnya Nuruddin Arraniri yang lebih berorientasi pada syariah dengan dukungan penguasa,” membersihkan”, Aceh khususnya dari gagasan-gagasan filosofis sufistik Hamzah fansuri dan Samsuddin yang dianggapnya menyimpang wahdat al wujud yang berbau phanteisme itu. Dan Abdurrahman Singkel, yang juga pemimpin terkemuka yaitu syaik tarekat Syatariyah, tidak kurang pula menekankan pentingnya syariah dalam menempuh jalan tasawuf. Dalam proses Islamisasi tahap pertama ini Islam tidak langsung secara merat diterima oleh lapisan bawah masyarakat. Di jawa misalnya, semula Islam hanya dipraktikan oleh sekelompok kecil muslimin yang aktif dan dinamis dalam membahas keislaman atas nama seluruh masyarak desa di banyak bagian jawa. Sebagian besar penduduk tetap menganut kepercayaan nenek moyang mereka atau memeluk Islam hanya secara nominal. Martin van Bruinessen, seorang peneliti dari Belanda, membenarkan anggapan umum yang menyatakan bahwa tasawuf dan berbagai tarekat telah memainkan peranan yang menentukan dalam proses penyebaran Islam di Indonesia. Menurtnya bahwa abad-abad pertama Islamisasi Asia Tenggara  termasuk didalmnya Indonesia berbarengan dengan masa merebaknya tasawuf abad pertengahan dan pertumbuhan tarekat. Diantara tokoh-tokoh yang mengajakan ajaran tasawuf dan tarekat adalah Abu hamid Al ghazali, yang telah menguraikan konsep moderat tasawuf akhlaqi, yang diterima di kalangan para fuqaha, wafat pada tahun 1111 M. Pada pengarang muslim paling awal adalah yang kita kenal namanya di Indonesia adalah tokoh-tokoh penyebar Islam dan sekaligus tokoh-tokoh penyebar Islam dan tokoh sufi Mereka adalah
      1. Nuruddin Arraniri
  1. Abdurr rauf Singkel
  2. Muhammad Yusuf Al Makassari
  3. Muhammad Arsyd Al Banjar
  4. Muhammad nafis Al banjar
  5. Abdus Samad al Palembani
KEBANGKITAN DALAM BIDANG ILMU PENGETAHUAN,PENDIDIKAN DAN POLITIK

Menyadari kekalahan dan kelemahan dalam berbagai aspek kehidupan dari bangsa-bangsa barat, umat Islam mulai bangkit kembali untuk mengejar ketertinggalan dan keterbelakangan. Bangsa yang pertama kali merasakan ketertinggalan itu adalah Turki Ustmani dan Mesir. Kesadaran itu memaksa penguasa dan pejuang-pejuang Turki untuk banyak belajar dari Eropa. Di Turki para Sulthan mengirim duta-dutanya  ke Eropa untuk mengetahui kemajuan yang dicapai bangsa barat. Dari Informasi yang diterima  dari para duta tersebut, sulthan akhirnya  melakukan pembaharuan dalm bidang politik dan militer. Karena di situlah letak kemajuan dan kemenangan Barat atas dunia. Gerakan pembaruan itu segera juga memasuki dunia politik, karena Islam memang tidak dapat dipisahkan dengan politik. Gagasan politik yang pertama kali muncul adalah gagasan pan Islamisme ( Persatuan Islam Sedunia ). Yang mula-mula didengungkan oleh gerakan wahabiyyah dan sanusiyah. Namun ,  gagasan ini baru disuarakan dengan lantang oleh tokoh pemikir islam terkenal Jamaluddin Al Afghani,  ( 1839-1897 M ). Jamaluddin Al afghani adalah orang pertama yang menyadari sepenuhnya akan dominasi barat dan bahayanya. Oleh karena itu, ia mengabdikan dirinya untuk memperingatkan dunia Islam akan hal ini dan melakukan usaha-usaha yang teliti untuk pertahanan. Umat Islam menurutnya harus meninggalkan persilisihan- persilisihan dan berjuang dibawah panji bersama. Akan tetapi, ia juga berusaha membangkitkan semangat local dan nasional negeri-negeri Islam. Karena itu, Al Afghani dikenal sebagai Bapak nasionalisme dalam Islam. Selain Jamaluddin Al Afghani, tokoh lain adalah Syaikh Muhammad Abduh  yaitu tokoh Modern Islam dari Mesir ( 1849-1905 M ). Ketika di Al Azhar Abduh bertemu dengan Al Afghani yang datng ke Mesir, Abduh Sangat terkesan dengan pemikiarn-pemikiran beliau. Dan ia pun melakukan modernisasi islam bersama Al Afghani. Ide-ide pembaharuan itu tumbuh. Akibat perlawannya dua tokoh besar itu diasingkan ke Paris. Selama satu tahun. Gerakan –gerakan yang dibuat oleh Al Afghani menjadi inspirasi bagi umat muslim untuk menentang Imperialisme barat, dengan cara melakukan haji di Mekkah. Dan sepulangnya dari haji, mereka mendirikan organisasi atau perkumpulan untuk menentang penjajah asing diwilayah masing-masing. Dan dari gerakan ini melahirkan Organisasi Islam diantaranya :

1.      Jamiyatul Khair berdiri pada tahun 17-07-1905 di Jakarta. Dengan tokoh islam seperti Sayyid Shihab bin Shihab. Organisasi ini memilki aktivitas di bidang pembinaan pendidikan dasar dan pengiiman pelajar ke Turki. Walaupun organisasi ini bersifat independent, tetapi mayoritasnya adalah orang arab. Jamiyatul khair pada awal berdirinya merupakan satu – satunya organisasi pendidikan yang menerapkan system pendidikan modern di Indonesia.
2.      Syarikat Islam mula-mulanya adalah syarikat dagang Islam yang didrikan oleh KH Samanhudi pada tahun 1905 M di Solo. Ada yang mengatakan bahwa SDI didiriakn pada tahun 1911 M. Kemudian pada tahun 1912 SDI diubah menjadi SI yang diprakasai oleh HOS Cokroaminoto, Abdul Muis, H. Agus Salim. Awalnya Organisasi ini bergerak pada bidang keagamaan, tetapi kemudian menjadi gerakan politik. Dan pada saat ini, SI juga banyak bergerak di bidang dakwah Islam dan social. Tokohnya antara lain : H. Samanhudi, HOS Coroaminoto, Abdul Muis. H. Agus Salim.
3.      Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan dkk di Yogyakarta pada 18 November 1912 M bertepatan pada 8 dzulhijjah 1330 H. tujuan organisasi ini adalah menegakkan dakwah Islamiyyah dalam arti seluas-lusnya, bidang usahanya banyak sekali yang mencakup bidang-bidang ekonomi, social,kesehatan,pendidikan dan dakwah.
4.      Nahdatul Ulama artinya kebangkitan ulama adalah organisasi massa Islam yang didirikan oleh para ulama pesantren dibawah pimpinan KH Hasyim Asyari di Surabaya pada 31 Januari 1926. Lapangan usahanya meliputi bidang-bidangpendidikan, dakwah,dan social. NU memiliki Pondok Pesantren yang tersebar di Indonesia. NU pernah terjun dibidang politik, setelah keluar dari partaipoitik Masyumi ( 1955 ). Peranannya sangat besar di Indonesia.
5.      Al Irsyad Islamiyyah adalah organisasi islam yang didirikan pada tahun 1913 oleh orang-orang keturunan arab, dibawah pipmpinan Syaikh Ahmad Syurkati, seorang ulama asal Sudan. Al Irsyad bergerak pada bidang pendidikan dan dakwah tujuannya adalah untuk mahir berbahasa Arab sebagai bahasa Alquran.



Jepang Masuk Indonesia
Masa pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda mengumumkan keadaan siaga dan di Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang ke Amerika Serikat dan Britania. Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.jepang menyerang pangkalan amerika di asia mengakibatkan tentara amerika banyak yg meningal.
Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai didekorasi oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang dianggap penting dalam peperangan, mereka mengalami siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang. Jepang membentuk persiapan kemerdekaan yaitu BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Cosakai, dalam bahasa Jepang. Badan ini bertugas membentuk persiapan-persiapan pra-kemerdekaan dan membuat dasar negara dan di gantikan oleh PPKI yg tugasnya menyiapkan kemerdekaan.

Piagam Jakarta adalah hasil kompromi tentang dasar negara Indonesia yang dirumuskan oleh Panitia Sembilan dan disetujui pada tanggal 22 Juni 1945 antara pihak Islam dan kaum kebangsaan (nasionalis). Panitia Sembilan merupakan panitia kecil yang dibentuk oleh BPUPKI. Piagam Jakarta adalah hasil kompromi tentang dasar negara Indonesia yang dirumuskan oleh Panitia Sembilan dan disetujui pada tanggal 22 Juni 1945 antara pihak Islam dan kaum kebangsaan (nasionalis). Panitia Sembilan merupakan panitia kecil yang dibentuk oleh BPUPKI.
Di dalam Piagam Jakarta terdapat lima butir yang kelak menjadi Pancasila dari lima butir, sebagai berikut:
  1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
  3. Persatuan Indonesia
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pada saat penyusunan UUD pada Sidang Kedua BPUPKI, Piagam Jakarta dijadikan Muqaddimah (preambule). Selanjutnya pada pengesahan UUD 45 18 Agustus 1945 oleh PPKI, istilah Muqaddimah diubah menjadi Pembukaan UUD setelah butir pertama diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Perubahan butir pertama dilakukan oleh Drs. M. Hatta atas usul A.A. Maramis setelah berkonsultasi dengan Teuku Muhammad Hassan, Kasman Singodimedjo dan Ki Bagus Hadikusumo.
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yaitu :
  • Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29 Mei 1945. Yamin merumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia. Mohammad Hatta dalam memoarnya meragukan pidato Yamin tersebut.[1]
  • Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945. Sukarno mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan; Internasionalisme; Mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan; Kesejahteraan; Ketuhanan. Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya:
Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumen penetapannya ialah :
  • Rumusan Pertama : Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - tanggal 22 Juni 1945
  • Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-undang Dasar - tanggal 18 Agustus 1945
  • Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat - tanggal 27 Desember 1949
  • Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal 15 Agustus 1950
  • Rumusan Kelima : Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama (merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959)
Demokrasi terpimpin adalah sebuah demokrasi yang sempat ada di Indonesia, yang seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpinnya saja.
Pada bulan 5 Juli 1959 parlemen dibubarkan dan Presiden Sukarno menetapkan konstitusi di bawah dekrit presiden. Soekarno juga membubarkan Konstituante yang ditugasi untuk menyusun Undang-Undang Dasar yang baru, dan sebaliknya menyatakan diberlakukannya kembali Undang-Undang Dasar 1945, dengan semboyan "Kembali ke UUD' 45". Soekarno memperkuat tangan Angkatan Bersenjata dengan mengangkat para jendral militer ke posisi-posisi yang penting.
PKI menyambut "Demokrasi Terpimpin" Sukarno dengan hangat dan anggapan bahwa PKI mempunyai mandat untuk persekutuan Konsepsi yaitu antara nasionalisme, agama (Islam) dan komunisme yang dinamakan NASAKOM.
Antara tahun 1959 dan tahun 1965, Amerika Serikat memberikan 64 juta dollar dalam bentuk bantuan militer untuk jendral-jendral militer Indonesia. Menurut laporan di "Suara Pemuda Indonesia": Sebelum akhir tahun 1960, Amerika Serikat telah melengkapi 43 batalyon angkatan bersenjata. Tiap tahun AS melatih perwira-perwira militer sayap kanan. Di antara tahun 1956 dan 1959, lebih dari 200 perwira tingkatan tinggi telah dilatih di AS, dan ratusan perwira angkatan rendah terlatih setiap tahun. Kepala Badan untuk Pembangunan Internasional di Amerika pernah sekali mengatakan bahwa bantuan AS, tentu saja, bukan untuk mendukung Sukarno dan bahwa AS telah melatih sejumlah besar perwira-perwira angkatan bersenjata dan orang sipil yang mau membentuk kesatuan militer untuk membuat Indonesia sebuah "negara bebas".Di tahun 1962, perebutan Irian Barat secara militer oleh Indonesia mendapat dukungan penuh dari kepemimpinan PKI, mereka juga mendukung penekanan terhadap perlawanan penduduk adat. Era "Demokrasi Terpimpin", yaitu kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan kaum borjuis nasional dalam menekan pergerakan-pergerakan independen kaum buruh dan petani, gagal memecahkan masalah-masalah politis dan ekonomi yang mendesak. Pendapatan ekspor menurun, cadangan devisa menurun, inflasi terus menaik dan korupsi birokrat dan militer menjadi wabah.
Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya.
Salah satu kebijakan pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia "bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB", dan menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima pertama kalinya. Pada tahap awal, Soeharto menarik garis yang sangat tegas. Orde Lama atau Orde Baru. Pengucilan politik - di Eropa Timur sering disebut lustrasi - dilakukan terhadap orang-orang yang terkait dengan Partai Komunis Indonesia. Sanksi kriminal dilakukan dengan menggelar Mahkamah Militer Luar Biasa untuk mengadili pihak yang dikonstruksikan Soeharto sebagai pemberontak. Pengadilan digelar dan sebagian dari mereka yang terlibat "dibuang" ke Pulau Buru.
Sanksi nonkriminal diberlakukan dengan pengucilan politik melalui pembuatan aturan administratif. Instrumen penelitian khusus diterapkan untuk menyeleksi kekuatan lama ikut dalam gerbong Orde Baru. KTP ditandai ET (eks tapol). Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat. DPR dan MPR tidak berfungsi secara efektif. Anggotanya bahkan seringkali dipilih dari kalangan militer, khususnya mereka yang dekat dengan Cendana. Hal ini mengakibatkan aspirasi rakyat sering kurang didengar oleh pusat. Pembagian PAD juga kurang adil karena 70% dari PAD tiap provinsi tiap tahunnya harus disetor kepada Jakarta, sehingga melebarkan jurang pembangunan antara pusat dan daerah. Soeharto siap dengan konsep pembangunan yang diadopsi dari seminar Seskoad II 1966 dan konsep akselerasi pembangunan II yang diusung Ali Moertopo. Soeharto merestrukturisasi politik dan ekonomi dengan dwitujuan, bisa tercapainya stabilitas politik pada satu sisi dan pertumbuhan ekonomi di pihak lain. Dengan ditopang kekuatan Golkar, TNI, dan lembaga pemikir serta dukungan kapital internasional, Soeharto mampu menciptakan sistem politik dengan tingkat kestabilan politik yang tinggi. Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar pada tahun 1970-an dan 1980-an. Warga keturunan Tionghoa juga dilarang berekspresi. Sejak tahun 1967, warga keturunan dianggap sebagai warga negara asing di Indonesia dan kedudukannya berada di bawah warga pribumi, yang secara tidak langsung juga menghapus hak-hak asasi mereka. Kesenian barongsai secara terbuka, perayaan hari raya Imlek, dan pemakaian Bahasa Mandarin dilarang, meski kemudian hal ini diperjuangkan oleh komunitas Tionghoa Indonesia terutama dari komunitas pengobatan Tionghoa tradisional karena pelarangan sama sekali akan berdampak pada resep obat yang mereka buat yang hanya bisa ditulis dengan bahasa Mandarin. Mereka pergi hingga ke Mahkamah Agung dan akhirnya Jaksa Agung Indonesia waktu itu memberi izin dengan catatan bahwa Tionghoa Indonesia berjanji tidak menghimpun kekuatan untuk memberontak dan menggulingkan pemerintahan Indonesia.
Satu-satunya surat kabar berbahasa Mandarin yang diizinkan terbit adalah Harian Indonesia yang sebagian artikelnya ditulis dalam bahasa Indonesia. Harian ini dikelola dan diawasi oleh militer Indonesia dalam hal ini adalah ABRI meski beberapa orang Tionghoa Indonesia bekerja juga di sana. Agama tradisional Tionghoa dilarang. Akibatnya agama Konghucu kehilangan pengakuan pemerintah. Pemerintah Orde Baru berdalih bahwa warga Tionghoa yang populasinya ketika itu mencapai kurang lebih 5 juta dari keseluruhan rakyat Indonesia dikhawatirkan akan menyebarkan pengaruh komunisme di Tanah Air. Padahal, kenyataan berkata bahwa kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai pedagang, yang tentu bertolak belakang dengan apa yang diajarkan oleh komunisme, yang sangat mengharamkan perdagangan dilakukan Orang Tionghoa dijauhkan dari kehidupan politik praktis. Sebagian lagi memilih untuk menghindari dunia politik karena khawatir akan keselamatan dirinya.

Di masa Orde Baru pemerintah sangat mengutamakan persatuan bangsa Indonesia. Setiap hari media massa seperti radio dan televisi mendengungkan slogan "persatuan dan kesatuan bangsa". Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah meningkatkan transmigrasi dari daerah yang padat penduduknya seperti Jawa, Bali dan Madura ke luar Jawa, terutama ke Kalimantan, Sulawesi, Timor Timur, dan Irian Jaya. Namun dampak negatif yang tidak diperhitungkan dari program ini adalah terjadinya marjinalisasi terhadap penduduk setempat dan kecemburuan terhadap penduduk pendatang yang banyak mendapatkan bantuan pemerintah. Muncul tuduhan bahwa program transmigrasi sama dengan jawanisasi yang sentimen anti-Jawa di berbagai daerah, meskipun tidak semua transmigran itu orang Jawa.
Pada awal Era Reformasi konflik laten ini meledak menjadi terbuka antara lain dalam bentuk konflik Ambon dan konflik Madura-Dayak di Kalimantan.[1] Sementara itu gejolak di Papua yang dipicu oleh rasa diperlakukan tidak adil dalam pembagian keuntungan pengelolaan sumber alamnya, juga diperkuat oleh ketidaksukaan terhadap para transmigran.
  • Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.000
  • Sukses transmigrasi
  • Sukses KB
  • Sukses memerangi buta huruf
  • Sukses swasembada pangan
  • Pengangguran minimum
  • Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)
  • Sukses Gerakan Wajib Belajar
  • Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh
  • Sukses keamanan dalam negeri
  • Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia
  • Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri
  • Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke pusat
  • Munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan pembangunan, terutama di Aceh dan Papua
  • Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya
  • Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si kaya dan si miskin)
  • Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan
  • Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang dibredel
  • Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan program "Penembakan Misterius"
  • Tidak ada rencana suksesi (penurunan kekuasaan ke pemerintah/presiden selanjutnya)
Pada pertengahan 1997, Indonesia diserang krisis keuangan dan ekonomi Asia (untuk lebih jelas lihat: Krisis finansial Asia), disertai kemarau terburuk dalam 50 tahun terakhir dan harga minyak, gas dan komoditas ekspor lainnya yang semakin jatuh. Rupiah jatuh, inflasi meningkat tajam, dan perpindahan modal dipercepat. Para demonstran, yang awalnya dipimpin para mahasiswa, meminta pengunduran diri Soeharto. Di tengah gejolak kemarahan massa yang meluas, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, tiga bulan setelah MPR melantiknya untuk masa bakti ketujuh. Soeharto kemudian memilih sang Wakil Presiden, B. J. Habibie, untuk menjadi presiden ketiga Indonesia. Mundurnya Soeharto dari jabatannya pada tahun 1998 dapat dikatakan sebagai tanda akhirnya Orde Baru, untuk kemudian digantikan "Era Reformasi". Masih adanya tokoh-tokoh penting pada masa Orde Baru di jajaran pemerintahan pada masa Reformasi ini sering membuat beberapa orang mengatakan bahwa Orde Baru masih belum berakhir. Oleh karena itu Era Reformasi atau Orde Reformasi sering disebut sebagai "Era Pasca Orde Baru".


  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Sejarah Perkembangan Peradaban Islam di Indonesia Description: Rating: 5 Reviewed By: Unknown
Scroll to Top