Yang saya sarankan kepada semua saudara-saudara saya para ahlul ilmi dan
praktisi dakwah adalah menempuh metode yang baik, lembut dalam
berdakwah dan bersikap halus dalam masalah-masalah yang terjadi
perbedaan pendapat saat saling mengungkapkan pandangan dan pendapat.
Jangan sampai terbawa oleh emosi dan kekasaran dengan melontarkan
kalimat-kalimat yang tidak pantas dilontarkan, yang mana hal ini bisa
menyebabkan perpecahan, perselisihan, saling membenci dan saling
menjauhi. Seharusnya seorang da'i dan pendidik menempuh metode-metode
yang bermanfaat, halus dalam bertutur kata, sehingga ucapannya bisa
diterima dan hati pun tidak saling menjauhi, sebagaimana Allah Subhanahu
wa Ta'ala berfirman kepada NabiNya Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati
kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu". [Ali-Imran :
159]
Allah berfirman kepada Musa dan Harun ketika mengutus mereka kepada Fir'aun.
"Artinya : Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang
lemah lembut mudah-mudahan ia ingat atau takut". [Thaha : 44]
Dalam ayat lain disebutkan.
"Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik".
[An-Nahl : 125]
Dalam ayat lain disebutkan.
"Artinya : Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab, melainkan
dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zhalim di
antara mereka".[Al-Ankabut : 46]
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Sesungguhnya, tidaklah kelembutan itu ada pada sesuatu
kecuali akan mengindahkannya, dan tidaklah (kelembutan itu) luput dari
sesuatu kecuali akan memburukkannya". [Hadits Riwayat Muslim dalam
Al-Birr wash Shilah : 2594]
Beliaupun bersabda.
"Artinya : Barangsiapa yang tidak terdapat kelembutan padanya, maka
tidak ada kebaikan padanya"[Hadits Riwayat Muslim dalam Al-Birr wash
Shilah : 2592]
Maka seorang da'i dan pendidik hendaknya menempuh metode-metode yang
bermanfaat dan menghindari kekerasan dan kekasaran, karena hal itu bisa
menyebabkan ditolaknya kebenaran serta bisa menimbulkan perselisihan dan
perpecahan di antara sesama kaum muslimin. Perlu selalu diingat, bahwa
apa yang anda maksudkan adalah menjelaskan kebenaran dan ambisi untuk
diterima serta bermanfaatnya dakwah, bukan bermaksud untuk menunjukkan
ilmu anda atau menunjukkan bahwa anda berdakwah atau bahwa anda loyal
terhadap agama Alah, karena sesungguhnya Allah mengetahui segala yang
dirahasiakan dan yang disembunyikan. Jadi, yang dimaksud adalah
menyampaikan dakwah dan agar manusia bisa mengambil manfaat dari
perkataan anda. Dari itu, hendaklah anda memiliki faktor-faktor untuk
diterimanya dakwah dan menjauhi faktor-faktor yang bisa menyebabkan
ditolaknya dan tidak diterimanya dakwah.
[Majmu' Fatawa Wa Maqalat Mutanawwiah, Juz 5, hal.155-156, Syaikh Ibnu Baz]
[Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar'iyyah Fi Al-Masa'il Al-Ashriyyah
Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, Penyusun Khalid Al-Juraisy, Edisi
Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, Penerbit Darul Haq]
Minggu, 11 November 2012
- Blogger Comments
- Facebook Comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar